.BAB II
LAPORAN KEUANGAN
Laporan
Keuangan secara konsep
Laporan keuangan atau financial statement (biasanya dalam bentuk
neraca (balance sheet) dan laporan rugi laba (income statement)) yang berisi informasi
tentang prestasi atau kinerja
keuangan perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan
petunjuk untuk penetapan keputusan
atau kebijakan dimasa yang akan datang. Laporan keuangan disusun dengan tujuan unttuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan
evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan kas ( dan setara kas)
dan waktu serta kepastian perusahaan dari hasil tersebut.( Dwi Prastowo dan
Rifka Julianty, 2002)
Adapun tujuan dari pembuatan atau penyusunan dari Laporan
keuangan itu adalah sebagai berikut
:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat itu;
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat itu;
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan
jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu priode tertentu;
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan
yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan;
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen
perusahaan dalam suatu periode tertentu;
7. Memberikan informasi tentang catatan – catatan
atas laporan keuangan;
8. Untuk menyediakan informasi yang menyangkut
tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
9. Informasi keuangan lainnya. (Kasmir, 2015)
Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi :
·
Neraca yang artinya menggambarkan informasi tentang posisi atau keadaan keuangan
sebuah perusahaan
·
Laporan laba rugi ( menggambarkan informasi kinerja)
dan juga memberikan informasi tentang keadaan , beban dan pendapatan yang
didapatkan oleh perusahaan.
·
Laporan
perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
·
Catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung
dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran
kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan perusahaan biasanya
mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
Menurut standar Akuntansi keuangan, penyusunan dan
penyajian laporan keuangan mendasarkan diri pada dua asumsi dasar, yaitu :
a. Dasar akrual
Dengan
dasar keuangan ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
dicatatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan.
b. Kelangsungan usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas
dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan, yang berarti perusahaan akan tetap
melanjutkan usahanya dimasa depan.
Sifat
Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan atau
dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress
report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bersangkutan.
Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai
suatu progress report maka laporan
keuangan terdiri dari data- data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi
antara :
1. Fakta yang telah dicatat, ini
berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi,
seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di
bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos – pos ini berdasarkan catatan
historis dari peristiwa- peristiwa yang telah terjadi di masa lampau dan jumlah
– jumlah uang yang tercatat dalam pos – pos itu dinyatakan dalam harga – harga
pada waktu terjadinya prristiwa tersebut ( at original cost ) dengan sifat
demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari
suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir karena segala
sesuatunya sifatnya historis sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat
membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam
pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keuangan.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan –
kebiasaan di dalam akuntansi, berarti bahwa data yang dicatat itu didasarkan
pada prosedur maupun anggapan – anggapan tertentu yang merupakan prinsip – prinsip
akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan
atau untuk keseragaman, misalnya cara mengalokasikan biaya untuk persediaan
alat tulis menulis, apakah harus dinilai menurut harga belinya atau menurut
harga pasar pada tanggal penyusunan laporan keuangan ? menurut laporan keuangan
yang konvensional pos semacam ini dinilai menurut harga belinya. Untuk
penentuan piutang, menurut metode atau peraturan yang konvensional adalah
berdasarkan jumlah yang akan direalisir ( dengan menggunakan taksiran yang
tidak akan dapat ditagih terhadap jumlah piutang tersebut).
3. Pendapat pribadi dimaksudkan bahwa
walaupun pencatatan transaksi telah diatur
oleh konvensi- konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan
yang sudah menjadi standar praktek pembukuan namun penggunaan penggunaan dari
dalil dasar tersebut tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya
yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil
dasar akuntansi yang disetujui akan digunakan di dalam beberapa hal ( Munawir,
2007)
Dari sifat laporan keuangan tersebut
dapat juga di jelaskan bahwa karakteristik sebuah laporan keuangan perlu
diketahui oleh mahasiswa dalam rangka mengetahui ciri khas yang membuat laporan
keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
Karakteristik Kualitatif Laporan
Keuangan :
(
Menurut, Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty,
2002) bahwa Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang
membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi, berikut Karakteristik
kualitatif laporan keuangan ini meliputi :
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang
ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat
dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini para pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta
kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, sulitnya memahami informasi
yang kompak jangan dijadikan alasan untuk tidak memasukkan informasi tersebut
dalam laporan keuangan.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus
relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan
materialitasnya, Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang
diambil atas dasar laporan keuangan.
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga
harus andal (reliabel), Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat di andalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharunya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Selain itu informasi
dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang
seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan
sesuai dengan substansi dan realita ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (
substansi mengungguli bentuk)
4. Dapat dibandingkan
Para pemakai laporan keuangan harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk
mengindentifikasi kecenderungan posisi keuangan dan kinerja perusahaan, selain
itu pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan
untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif.
Jenis dan bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
1. Neraca
2. laporan rugi laba,
3. Laporan perubahan posisi keuangan,
4. Catatan dan laporan lain
5. Materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan keuangan
Adapun jenis laporan keuangan (utama) yang umumnya
dibuat oleh setiap perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Neraca adalah laporan keuangan yang
memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas)
pada saat tertentu.
2. Laporan Rugi Laba adalah laporan
keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) peusahaan dalam
menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal adalah
daftar yang memuat ikhtisar terperinci tentang perubahan modal suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu.
Untuk
menggambarkan posisi keuangan peusahaan pada saat tertentu, neraca mempunyai 3
(tiga) unsur laporan keuangan yaitu :
1.
Aktiva
Adalah
sumber daya yang dikuasai perusahaan dapat di subklasifikasi lebih jauh menjadi
lima subklasifikasi aktiva, yaitu :
a. Aktiva lancar yaitu aktiva yang
manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang
(atau siklus operasi normal ) misalnya kas, surat berharga, Piutang
dagang, persediaan dan persekot biaya.
b. Investasi jangka panjang yaitu
penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dan jangka waktunya
lebih dari satu tahun, misalnya invetasi saham, investasi obligasi.
c. Aktiva tetap yaitu aktiva yang
memiliki substansi fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan (tidak
dimaksudkan untuk dijual) dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, antara lain tanah, gedung,
kendaraan dan mesin serta peralatan.
d. Aktiva yang tidak terwujud yaitu
aktiva yang tidak mempunyai substansi fisik dan biasanya berupa hak atau hak
istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu
lebih dari satu tahun.
e. Aktiva lain –lain yaitu aktiva yang
tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu dari empat sub-klasifikasi tersebut,
misalnya beban ditangguhkan, piutang kepada direksi, deposito, pinjaman
karyawan.
2.
Kewajiban
Yang
merupakan utang perusahaan masa kini
dapat sub-klasifikasi lebih jauh menjadi tiga yaitu ;
a. Kewajiban lancar yaitu kewajiban
yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau
kurang (atau siklus dagang, operasi normal).
b. Kewajiban jangka panjang,yaitu
kewajiban yang penyelesaiannya di harapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang
memiliki manfaat ekonomi) dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun.
c. Kewajiban lain-lain yaitu kewajiban
yang tidak dapat di kategorikan kedalam salah satu sub-klasifikasi kewajiban
tersebut,misalnya utang pada Direksi,utang kepada para pemegang saham.
3.
Ekuitas
yaitu
merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara
aktiva dan kewajiban yang ada.
Unsur
ekuitas ini dapat disubklasifikasi lebih jauh menjadi dua subklasifikasi,
yaitu:
a. Ekuitas yang berasal dari pemilik misalnya modal saham (termasuk agio
saham bila ada) dan
b.
Ekuitas
yang berasal dari hasil operasi,yaitu laba yang tidak di bagikan kepada para
pemilik,misalnya dalam bentuk dividen (ditahan)
Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang suatu
perusahaan selama periode satu tahun, dibutuhkan sebuah laporan perhitungan
rugi-laba dan dua neraca, yaitu neraca awal tahun dan neraca akhir tahun.
Setiap neraca mencerminkan posisi aktiva dan kewajiban perusahaan pada saat
tertentu, sedangkan perubahan antara dua neraca menggambarkan kegiatan yang
dilakukan perusahaan
Contoh neraca dapat digunakan untuk mulai memahami beberapa topik
pembahasan dan istilah-istilah keuangan Berdasarkan susunannya, nilai buku dari
total aktiva pada neraca harus sama dengan nilai buku dari total kewajibannya.
Kewajiban terdiri dari dua unsur pokok yaitu modal sendiri (equiti) dan
berbagai bentuk hutang (termasuk hutang dagang, wesel bayar, biaya-biaya terhutang
dan hutang jangka panjang ). Modal sendiri dapat dipandang sebagai suatu
kewajiban oleh karena perusahaan adalah suatu badan hukum yang berdiri sendiri
(legal entity) yang meminjam modal tersebut dari pemiliknya, yaitu para
pemegang saham. Selisih antara aktiva jangka pendek ( yang disebut juga aktiva
lancar ) dengan kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar) disebut modal kerja
bersih (net wolking capital). Selama aktiva jangka pendek lebih besar dari pada
kewajiban jangka pendek, perusahaan dikatakan dalam posisi likuiditas yang
baik, oleh karena perusahaan tersebut mampu memenuhi semua kewajiban jangka
pendeknya tanpa harus mencairkan aktifa jangka panjangnya.
Tabel 2.3 Contoh Neraca
Aktifa dan kewajiban per Akhir Tahun 19XX
Aktiva Kewajiban
Jangka
pendek (lancar) Current
Assets Jangka pendek (Hutang Lancar)
Kas Hutang dagang
Surat berharga Hutang
jangka pendek (wesel bayar)
Piutang dagang Biaya-biaya
terhutang (pajak, gaji & upah)
Jangka panjang( fixed
Assets) Jangka
panjang
Nilai
perolehan, bangunan dan mesin Hutang jk panjang
Dikurangi
akumulasi penyusutan Saham
preferen
Peralatan,bangunan dan mesin Modal Sendiri
Saham
biasa pada nilai nominal
Kelebihan
saham terhadap nilai nominal
Laba
ditahan Dikurangi
saham perbendaharaan
Total Aktiva Total Kewajiban
Perlu dicatat
bahwa perkiraan aktiva jangka panjang terbagi
atas tiga unsur. Peralatan, bangunan dan mesin, mula-mula dinyatakan menurut
nilai perolehannya. Setiap tahun atas setiap unsur aktiva jangka panjang (yang
juga disebut aktiva tetap) diperhitungkan besarnya penyusutan dan ditambah pada
jumlah penyusutan yang telah dihitung untuk tahun-tahun sebelumnya. Hasil
penambahan tersebut,berupa akumulasi penyusutan, dikurangkan dari nilai
perolehan aktiva jangka panjang, sehingga diperoleh nilai bersih aktiva tetap.
Aktiva tetap bersih merupakan nilai buku dari aktiva berwujud saat ini yang
telah mengalami penyusutan. Jika suatu aktiva tetap dijual,maka nilai buku awalnya
akan dihapuskan dari perkiraan aktiva tetap kotor dan akumulasi penyusutannya
dikurangkan dari perkiraan tersebut. Nilai pasar pada suatu aktiva bisa berada
di atas atau dibawah nilai bukunya, dan selisihnya merupakan keuntungan atau
kerugian modal atas penjualan aktiva tetap tersebut dan dicatat pada
perhitungan rugi-laba.
Pada sisi kewajiban dari neraca akan kita bahas secara singkat
kewajiban jangka pendek. Hutang dagang (accounts payable) merupakan janji untuk
membayar karena adanya tagihan dari pihak luar (istilah populer lainnya adalah
IOU, kependekan dari I owe you). Seringkali hutang jangka pendek tersebut
merupakan hutang kepada pemasok atas barang dan jasa yang diterima perusahaan
tetapi belum dibayar. wesel bayar (notes payable) merupakan hutang
jangka pendek, yang biasanya berupa perjanjian penarikan kredit pagu tertentu
dari bank komersial. Biaya-biaya yang sudah saatnya harus dibayar akan tetapi
belum dibayar juga merupakan kewajiban jangka pendek, misalnya gaji dan upah
yang belum diambil karyawan, pajak terhutang . Keputusan untuk memilih sumber
pembiayaan, merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi
perusahaan. Rasio hutang terhadap modal sendiri
(debt to qualiti ratio) menggambarkan struktur permodalan perusahaan dan seperti telah disebutkan dimuka,
rasio hutang terhadap modal menentukan besarnya leverage keuangan. Biaya atas
seluruh modal yang digunakan perusahaan disebut dengan biaya modal rata-rata tertimbang (weigted average cost of capital)
yang merupakan rata-rata tertimbang dari biaya marjinal sesudah pajak dari
sumber modal itu sendiri – hutang dan modal sendiri. Menurut pandangan pihak
investor, hutang dianggap mengandung resiko yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan modal sendiri, oleh karena pembayaran bunga merupakan suatu kontrak
pemenuhan kewajiban dan juga karena dalam kasus perusahaan yang mengalami
pailet maka pihak yang memberikan pinjaman (debtholers atau kreditor) mempunyai
hak klaim sisa atas arus kas perusahaan, yaitu bagian dari laba bersih yang
diputuskan manajemen untuk dibagikan. Oleh karena modal sendiri mengandung
resiko yang lebih besar dari pada hutang, maka dana yang berasal dari hutang
merupakan tingkat hasil pengembalian (rate of return) nominal yang lebih
rendah dari pada modal sendiri.
Pilihan struktur permodalan sangat penting oleh karena suatu
perbandingan tertentu antara hutang dan modal sendiri pada tingkat arus kas
operasi tertentu, meminimisasi biaya modal rata-rata tertimbang, yang berarti
dapat memaksimasi nilai pasar dari perusahaan
Saham preferen (preferred stock) adalah suatu bentuk saham yang
mempunyai dua ciri campuran antara hutang dan modal sendiri. Pembiayaan imbalan kepada para pemengangnya disebut
deviden preveren. Berdasarkan
jumlah pembayarannya yang konstan, saham preferen sama halnya dengan pembayaran
bunga atas hutang. Akan tetapi jika laba perusahaan tidak cukup untuk membayar
deviden preferen, perusahaan tidak bisa dipaksa untuk membayarnya melainkan
ditangguhkan. Dividen preferen komulatif harus dibayar sebelum dividen saham biasa
diumumkan untuk dibagikan kepada pemegang saham. Tampak disini bahwa saham preferen
lebih banyak mengandug resiko dibanding dengan hutang, akan tetapi lebih rendah resikonya dengan
modal sendiri.
Perkiraan modal sendiri terbagi dalam
empat unsur. Jika terjadi penjualan saham baru, nilai saham yang diterima
perusahaan dipisahkan menjadi saham biasa pada nilai nominal (common at part)
dan kelebihan atas nilai nominal suatu agio (common in excess of part).
Misalnya saja perusahaan menerima hasil penjualan saham sebesar Rp20.000 per
saham dengan nilai nominal Rp 1000, maka yang Rp 19.000 Per saham yang
diterbitkan dicatat sebagai “ kelebihan atas nilai nominal saham biasa”. Penggunaan
nilai nominal sebenarnya merupakan konsep yang ketinggalan jaman. Banyak
perusahaan di Amerika Serikat menerbitkan sahamnya tanpa nilai nominal. Nilai
nominal dahulu karena jika seorang investor membeli saham dibawah nilai
nominal, pada kasus perusahaan mengalami
pailit, maka investor secara pribadi bertanggung jawab atas selisih harga beli
dengan nilai nominal saham. Unsur ketiga dari modal sendiri adalah laba ditahan
(retained earnings), yang menguraikan secara kronologis besarnya laba ditahan
setiap tahun yang disisihkan Dari perhitungan rugi-laba. Sebuah perusahaan yang
didirikan tahun 1950, maka jumlah laba yang ditahan merupakan akumulasi laba ditahan
sejak tahun 1950. Perlu diingat kembali bahwa laba bersih (net income)
perusahaan adalah jumlah deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham dan laba
ditahan yang ditambahkan pada neraca.
NI (Laba bersih) = Deviden + Laba ditahan (2.1)
Dengan demikian laba
ditahan merupakan rantai penghubung anatara arus kas pada perhitungan rugi-laba
pada posisi aktiva dan kewajiban pada neraca. Unsur terakhir dari modal
sendiri adalah saham perbendaharaan (treasure stock), yang nilainya dikurangkan
terhadap modal sendiri oleh karena biaya untuk membeli kembali saham biasa
perusahaan baik melalui tender maupun pembelian melalui pasar. Pembelian saham
perbendaharaan berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar, tanpa adanya
efek terhadap arus laba yang diharapkan
perusahaan. Akibatnya adalah laba per saham (earnings per share, EPS) dan saham
lainya akan naik begitu terjadi pembelian kembali saham perusahaan. Contoh
berikut ini menunjukan bahwa pembelian kembali saham berkaitan erat dengan
kebijakan pembagian deviden.
Misalnya saja sebuah
perusahan memperoleh laba sebesar Rp 3 juta, dan diputuskan bahwa Rp 1 Juta
digunakan untuk membeli kembali saham atau dibayarkan sebagai deviden. Jika
dibayarkan sebagai deviden, maka laba ditahan pada sisi kewajiban dineraca akan
bertambah besar Rp 2 juta. Pemegang saham akan menerima Rp 1juta sebelum pajak,
sehingga harus diperhitungkan dahulu pajak atas deviden yang diterimanya (Di
Indonesia berlaku pjak atas bunga, dividen dan royalti atau PBDR). Alternatif
lain adalah pembelian kembali dari saham-saham dari pemegang saham yang lain
dengan asumsi secara pro-rata (dalam presentase yang sama) sehingga laba sebesar
Rp3juta akan ditambahkan pada laba ditahan dan Rp1juta dicatat pada saham
perbendaharaan (treasure stock = saham
yang dibeli kembali) yang merupakan faktor pengurang terhadap modal sendiri.
Pertambahan bersih pada sisi kewajiban neraca adalah Rp2 juta, sehingga baik
pembayaran dividen maupun maupun pembelian kembali saham berpengaruh sama
terhadap nilai buku kewajiban (liabilities), akan tetapi dampaknya bagi
kekayaan pemegang saham tidaklah lam. Dividen yang dibayarkan dikenakan paja
(pajak atas bunga dividen dan ricailities, PBDR) sedangkan pembelian kembali
sahammenghasilkan keuntungan modal (capital gain) sebagai akibat kenaikan harga
saham dan tidak dikena pajak sebelum saham tersebut terjual. Jika saham
tersebut dijual, maka terhadap keuntungan modal dikenakan pajak dengan tarif
yang lebih rendah dari tarif pajak penghasilan. Oleh karena itu pemegang saham
lebih suka memilih keputusan pembelian kembali saham, yang tarif pajaknya lebih
murah dibandingkan dengan tarif pajak atas pembayaran dividen.
Di dalam neraca, masing-masing unsur
tersebut disajikan dengan menganut ketentuan – ketentuan tertentu.
Neraca dapat disajjikan dengan menggunakan dua
bentuk yaitu :
a. Rekening (skontrol)
Pada
bentuk ini, unsur aktiva disajikan pada sisi kiri (debit),sedangkan unsur
kewajiban dan ekuitas disajikan pada sisi kanan (Kredit).
b. Laporan (stafel)
Pada
bentuk ini baik aktiva, kewajiban maupun ekuitas disajikan secara urut dari
atas kebawah, yang dimulai dari aktiva, kewajiban dan terakhir ekuitas.
PT. BAGAS PERKASA JAYA
NeracaPer 31 Desember 2016 ( Bentuk Rekening)
Aktiva
|
|
|
Kewajiban
|
|
|
|
Aktiva lancar
|
Rp
|
100.000,00
|
Kewajiban Lancar
|
Rp
|
250.000,00
|
|
Investasi
|
|
250.000,00
|
Kewajiban Jangka Panjang
|
|
200.000,00
|
|
Aktiva Tetap
|
|
1.000.000,00
|
Kewajiban lain lain
|
|
50.000,00
|
|
Aktiva tak berwujud
|
|
100.000,00
|
Total Kewajiban
|
|
500.000,00
|
|
Aktiva Lain2
|
|
50.000,00
|
Modal saham
|
|
800.000,00
|
|
|
|
|
Laba di tahan
|
|
200.000,00
|
|
Total Aktiva
|
Rp
|
1.500.000,00
|
Total Kewajiban & Ekuitas
|
|
1.500.000,00
|
PT. BAGAS PERKASA JAYA
NeracaPer 31 Desember 20011(Bentuk laporan)
Aktiva
|
|||||
Aktiva Lancar :
|
|
|
|
|
|
Kas
|
Rp.
|
25.400,00
|
|
|
|
Surat Berharga
|
|
15.200,00
|
|
|
|
Piutang Dagang
|
|
42.000,00
|
|
|
|
Persediaan Supplies
|
|
4.700,00
|
|
|
|
Persekot Biaya
|
|
4.900,00
|
|
|
|
Total Aktiva Lancar
|
|
|
|
Rp.
|
92.000,00
|
Investasi
|
|
|
|
Rp.
|
16.000,00
|
Aktiva Tetap :
|
|
|
|
|
|
Tanah
|
Rp.
|
60.500,00
|
|
|
|
Bangunan
|
|
882.400,00
|
|
|
|
Mesin
|
|
18.300,00
|
|
|
|
Mebel dan Peralatan
|
|
227.900,00
|
|
|
|
Akumulasi Depresiasi
|
|
(422.000,00)
|
|
|
|
Total Aktiva Tetap
|
|
|
|
Rp.
|
767.100,00
|
Aktiva tak berwujud
|
|
|
|
|
|
Patent
|
Rp.
|
10.000,00
|
|
|
|
Trade Mark
|
|
5.000,00
|
|
|
|
Total Aktiva tak Berwujud
|
|
|
|
Rp.
|
15.000,00
|
Aktiva Lain-lain
|
|
|
|
|
10.000,00
|
Total Aktiva
|
|
|
|
Rp.
|
900.300,00
|
Kewajiban Dan Ekuitas
|
|||||
Kewajiban Lancar
|
Rp.
|
16.500,00
|
|
|
|
Utang Dagang
|
|
4.200,00
|
|
|
|
Utang wesel
|
|
20.900,00
|
|
|
|
Utang PPh
|
|
800,00
|
|
|
|
Utang Biaya
|
|
26.000,00
|
|
|
|
Utang Jatuh Tempo
|
|
|
|
|
|
Total Kewajiban Lancar
|
|
|
|
Rp.
|
68.400,00
|
Kewajiban Jangka Panjang
|
|
|
|
Rp.
|
486.800,00
|
Kewajiban Lain2
|
|
|
|
|
25.000,00
|
Total Kewajiban
|
|
|
|
|
580.200,00
|
Ekuitas
|
|
|
|
|
|
Modal Saham
|
Rp.
|
200.000,00
|
|
|
|
Laba di Tahan
|
|
120.100,00
|
|
|
|
|
|
|
|
Rp.
|
320.100,00
|
Total Kewajiban & Ekuitas
|
|
|
|
Rp.
|
900.300,00
|
Bentuk
Laporan Rugi Laba
(Dwi Prastowo & Rifka Juliaty, 2002) bahwa
untuk dapat menggambarkan informasi mengenai potensi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja), laporan rugi laba
mempunyai dua unsur yaitu penghasilan dan beban yang di jelaskan sebagai
berikut :
1. Penghasilan yang diartikan sebagai kenaikan
manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan
kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas selain yang berasal dari kontribusi
pemilik perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan menjadi :
a.
Pendapatan (revenue), yaiu penghasilan yang timbul
dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan yang
berbeda, seperti penjualan barang dagang, penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan
diveden, royaltis dan sewa.
b.
Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi
definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang rutin misalnya pos yang timbul dalam pengalihan.
2. Beban (Expense) yang diartikan sebagai penurunan
manfaat ekonomi dalam beban arus keluar, penurunan aktiva, keawajiban ( yang
dapat menyebabkan penurunan ekonomi yang tidak menyangkut pembagian kepada
pemilik perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan menjadi :
a.
Beban yang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa ( yang biasanya
berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas persediaan, aktiva
tetap), yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji dan upah, penyusutan.
b.
Kerugian,
yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak
timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi
karena bencana kebakaran, banjir atau pelepasan aktiva tidak lancar.
Selisih antara total penghasilan
(revenue) dan beban (expense) disebut penghasilan bersih (laba). Didalam
laporan rugi laba, keuntungan (gains) dan kerugian biasanya disajikan secara
terpisah, sehingga akan memberikan informasi yang lebih baik dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Pada laporan laba rugi, sering kali
penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan aktivitas perusahaan. Berdasarkan
sifat aktivitas ini, penghasilan dan beban dapat disajikan menjadi penghasilan
dan beban usaha dari aktivitas yang bersifat biasa dan rutin dan menjadi
penghasilan dan merupakan usaha/aktivitas utama, penghasilan dan beban diluar
usaha (dari aktivitas yang rutin tetapi bukan merupakan usaha/aktivitas utama
perusahaan) dan pos-pos luar biasa (yang memenuhi criteria tidak rutin dan
tidak normal).
Laporan
laba rugi dapat disajikan dengan menggunakan dua bentuk yaitu :
a. Single-Step
Pada
bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai kegiatan/aktivitas
dikelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kelompok penghasilan, sedangkan
untuk semua beban dikelompokkan kedalam satu kelompok yang disebut beban.
b. Multiple-Step
Penghasilan bersih (laba) dihitung secara bertahap sesuai
dengan aktivitas perusahaan. Dengan demikian, semua penghasilan dari beban
disajikan sesuai dengan kegiatan/aktivitas, yaitu kegiatan usaha, diluar usaha
dan luar biasa.
Tabel 2.1 Contoh
Laporan Rugi
Untuk Tahun yang
berakhir 31 Desember 2001
(Single-Step)
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Rugi Laba
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2001 (Multiple-Step,
All-Inclusive)
Penjualan barang
|
|
|
Rp.
|
1.000.000,00
|
Harga Pokok Penjualan
|
|
|
|
600.000,00
|
Laba Kotor
|
|
|
Rp.
|
400.000,00
|
Beban usaha
|
|
|
|
|
Biaya pemasaran
|
Rp.
|
25.000,00
|
|
|
Biaya administrasi Umum
|
|
75.000,00
|
|
|
Laba Usaha
|
|
|
Rp.
|
300.000,00
|
Pendapatan dan Beban di Luar Usaha
|
|
|
|
|
Pendapatan Sewa
|
Rp.
|
10.000,00
|
|
|
Pendaapatan Dividen
|
|
10.000,00
|
|
|
Biaya Bunga
|
|
(15.000,00)
|
|
|
|
|
|
Rp.
|
5.000,00
|
Laba Sebelum Pos Luar Biasa
|
|
|
Rp.
|
305.000,00
|
Pos Luar Biasa
|
|
|
|
|
Rugi Kebakaran Gedung
|
|
|
|
(25.000,00)
|
Laba Sebelum Pajak
|
|
|
Rp.
|
280.000,00
|
Pajak (15 %)
|
|
|
Rp.
|
42.000,00
|
Penghasilan (laba) Bersih
|
|
|
Rp.
|
238.000,00
|
Pada tabel diatas
dapat dilihat suatu cara penyajian yang lengkap dari
perhitungan rugi-laba {income statement} perusahaan,yang mengukur arus
pendapatan dan beban selama jangka waktu tertentu,biasanya satu tahun..
Contoh perhitungan rugi-laba pada table diatas dimulai dengan pendapatan {revenue} dengan
simbol R., yang besarnya tidak dapat diketahui dengan pasti {sekurang-kurangnya
untuk tujuan perencanaan}. Tanda gelombang “~” digunakan untuk membedakan
antara unsur variabel acak dengan unsur-unsur lain yang secara khas, tidak
acak,seperti biaya kas tetap,penyusutan dan beban bunga.
Tabel 2.1 contoh perhitungan rugi-laba
Perhitungan
rugi-laba untuk tahun 19XX
R
= Pendapatan
~
-VC =
Biaya variabel (variabel kost)
-VCC =
Biaya kas tetap (fixed cash costs)
-dep = Biaya tetap non –kas (misalnya penyusutan)
~
EBIT =
Laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest and taxes)
-rD = Pembayaran beban bunga yang besarnya tetap
~
EBT =
Laba sebelum pajak (earnings before tax)
~
-tak = Pajak 40 %
~
NI =
Laba bersih (net income)
~
-Div = Pembayaran deviden ke pemegang saham
~
Rtd.E. = Laba ditahan (retained earnings),
Biaya-biaya yang tercantum pada
perhitungan rugi-laba menggambarkan teknologi produksi yang digunakan pada
suatu perusahaan untuk menghasilkan produk tertentu dapat ditempuh berbagai
cara. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa jenis teknologi yang dipilih akan
menentukan biaya-biaya relatif atas faktor masukan (inputs) utama, yaitu modal
dan tenaga kerja perhitungan rugi-laba mencerminkan pilihan teknologi produksi
yang dianut dilihat dari rasio biaya tetap(biaya kas tetap dan penyusutan)
terhadap biaya produksi variabel. Yang
tergolong biaya variabel adalah gaji,upah,bahan baku dan jasa-jasa lain yang
digunakan dalam proses produksi besarnya biaya variabel selama satu tahun tergantung
dari berapa besar keluaran (outputs) yang terjual . Jika tidak ada
penjualan sama sekali, maka besarnya biaya variabel sama dengan nol. Sebaliknya
biaya tetap yang jumlahnya konstan harus dikeluarkan tanpa memandang adanya
penjualan atau tidak. Biaya tetap terdiri dari dua komponen, yaitu biaya kas
tetap misalnya pajak kekayaan, gaji dan upah di bagian administrasi dan biaya
tetap non-kas, oleh karena nilai pasar dari perusahaan ditentukan oleh arus
kasnya (cash flows). Penyusutan tidak termaksud arus kas akan tetapi merupakan
suatu perkiraan penurunan nilai fisik modal yang digunakan dalam proses
produksi (penurunan nilai karena usang,aus atau rusak).
Laba bersih, NI, (net income) merupakan arus sisa dari laba yang
menjadi milik para pemegang saham besar kecilnya laba bersih yang diterima
pemegang saham dipengaruhi oleh keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer
keuangan perusahaan untuk mengatasinya. Atas nama para pemegang saham dewan
direksi memutuskan besarnya bagaian dari laba bersih yang dibagikan ke pemegang
saham dalam bentuk deviden,(Div), dan berapa bagian yang harus diinvestasikan kembali
keperusahaan.Bagian laba bersih yang diinvestasikan kembalikan disebut laba
ditahan (retained earning) Rtd.E, yang merupakan salah satu simpanan (bukan
untuk dikonsumsi) perusahaan.
Laporan Sumber Dan
Penggunaan Dana
Perubahan posisi kas
perusahaan akan didefinisikan sebagai perbedaan antara sumber dana dan
penggunaan dana.
Kas =
Sumber dana - penggunaan dana =
SALDO (2.2)
Tabel 2.2 contoh laporan sumber dan
penggunaan dana
Sumber Dana Penggunaan Dana
1. Dari kegiatan operasi = laba bersih+ 1. Dividen
penyusutan (NI+dep) 2.
Kenaikan aktiva jangka pendek
2. Penurunan ativa jangka pendek (tidak termasuk kas)
(tidak termasuk kas) 3.
Penurunan kewajiban jangka pendek
3. Kenaikan kewajiban jangka pendek 4. Kenaikan nilai kotor aktiva
tetap
4. Penurunan nilai kotor aktiva tetap (peralatan, bangunan dan mesin)
( peraltan, bangunan dan mesin ) 5. Penirunan hutang jangka
panjang
5. Kenaikan hutang jangka panjang 6. Pembelian kembali saham
preferen
6. Penjualan saham preferen atau saham biasa atau
saham biasa (treasury stock)
Setiap unsur sumber dan
penggunaan dana disebutkan dengan jelas sesuai dengan maksudnya. Laba bersih + penyusutan (NI+dep),
merupakan suatu cara pelaporan untuk meringkaskan sumber (atau penggunaan) dana
yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan. Dengan menggunakan contoh
perhitungan rugi-laba laba bersih dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
NI=R-FC-FCC-dep-rD-T(R-FC-FCC-dep-rD). (2.3)
Pendapatan (R= refenue) merupakan sumber dana pokok dan unsur yang
bertanda negatif merupakan penggunaan dana, kecuali penyusutan yang meerupakan
pembebanan non kas. Oleh karna itu, penyusutan harus ditambah kembali kelaba
bersih (net income) agar diperoleh hasil akhir sumber dana yang berasal dari
hasil kegiatan operasi.
NI+dep= sumber dana yang
berasal dari operasi .................... (2.4)
Sudah barang tentu
penyusutan bukan berarti suatu sumber dana, karna dalam memperhitungkan beban
penyusutan tudak terjadi arus kas sama sekali.
Penyusutan adalah pembebanan tahun
tarhadap laba yang mencerminkan biaya atas penggunaan peralatan dan mesin dalam
proses produksi. Sebagai contoh sebuah mesin yang diharapkan berumur ekonomis
10 tahun dibeli pada tahun1978 dengan harga Rp100 juta. Biaya tersebut harus
dibebankan pada produksi salama 10 tahun umur mesin, dan jika hal ini tidak
dilakukan laba yang dihitung menjadi terlalu tinggi. Jika mesin disusutkan
dengan metode garis lutus maka biaya penyusutan yang dihitungpertahun adalah Rp
10 juta. Dalam perhitunganlaba penyusutan ini dikurangkan dari pendapatan
penjualan bersama-sama dengan biaya bahan baku ,
biaya tenaga kerja dan biaya lain.akan tetapi biaya penyusutan bukan merupakan
biaya kas. Dan sebesar Rp 10 juta telah dikeluarkan pada tahun 1978, sehingga
perhitungan beban penyusutan setiap tahun yang dikurang dari laba bukan
merupakan pengeluaran kas. Dengan cra demikian penyusutan dibedakan dengan
pengeluaran untuk bahan baku
dan upah tenaga kerja yang merupakan biaya-biay tunai.
Untuk menjelaskan sifat
penyusutan dalam analisis arus kas, berikut ini disajikan perhitungan rugi-laba
tahun 19X1 dari PT. Pupuk Kimia Jabar :
Pendapatan penjualan Rp
300 juta
Biaya-biaya
tidak termasuk penyusutan Rp 270 juta
Penyusutan 10
juta
Laba sebelum pajak Rp 20
juta
Pajak
( misalnya 40 %) 8
juta
Laba bersih sesudah pajak (Net Income ) Rp 12
juta
Bahwa asumsi pendapatan penjualan diterima secara
tunai dan semua biaya kecuali penyusutan dibayar dibayar tunai selama tahun19X1, berapa uang
tunai dari kegiatan operasi yang tersedia untuk membayar dividen, membayar
hutang yang jatuh tempo atau melaksakan investasi aktiva tetap maupun aktiva
lancar ? Jawabannya adalah Rp 22 juta, yaitu jumlah yang berasal dari laba
sesudah pajak ditambah penyusutan. Semua penjulan diterima secara tunai sebesar Rp 300 juta.
Biaya-biaya selain penyusutan sebesar Rp 270 juta harus dibayar secara tunai,
sehingga sisanya adalah Rp30 juta. Penyusutan
bukan merupakan pengeluaran tunai – perusahaan tidak mengeluarkan beban
penyusutan sebesar Rp10 juta – sehingga dana sebesar Rp30 juta masih tersedia
setelah diperhitungkan penyusutan. Akan tetapi, pajak harus bibayar secara
tunai, sehingga Rp8 juta untuk pajak harus dikurangkan dari arus kas operasi
kotor sebesar Rp 30 juta, yang
menghasilkan sisa arus kas bersih operasi sebesar Rp 22 juta.karna arus masuk
adalah sebesar Rp 300 juta dan arus keluar 278 juta maka sisanya adalah Rp 22
juta. Jumlah sebesar 22 juta ini sudah barang tentu sama dengan laba bersih
sesudah pajak ditambah dengan penyusutan, yaitu Rp 12 juta ditambah dengan 10
juta, atau Rp 22 juta. Penyusutan merupakan biaya nonkas yang ditambahkan pada
laba bersih, sehingga terdapat dana yang dihasilkan dari kegiatan operasi
perusahaan.
Pada kolom penggunaan
dana, Tabel 2.4 yang terletak sebaris dengan dana dari kegiatan operasi
(NI+dep) tertulis dividen, yang benar-benar merupakan pengeluaran kas, dan
biasanya merupakan unsur penggunaan dana yang terbesar. Dari persamaan 2.1,
jika laba bersih dikurangi dengan dividen, akan diperoleh laba ditahan. Oleh
karna itu pada baris pertama pada laporan sumber dan penggunaan dana
diktisarkan semua informasi arus kas dari perhitungan rugi-laba. Baris lainya
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi perkiraan neraca.
Penuruan (atau kenaikan
)pada aktiva jangka penedek kecuali kas, merupakan sumber (atau pengunaan)
dana. Misalnya persedian yang menurun digolongkan sebagai sumber dana yang
berasal dari penjualan beberpa produk sebaliknya, kenaikan (atau penurunan)
kewajiban jangka pendek merupakan sumber dana. Jika hutang dagang meningkat,
berarti perusahaan telah meminjam dari pemasok berupa barang atau jas yang
diterima perusahaan. Kejadian ini merupakan penambahan dana yang tersedia bagi
perusahaan. Yang lebih mudah di pahami adalah perubahan pada nilai peralatan,
bangunan, dan mesin. Kenaikan nilai kotor pada peralatan, bangunan dan
mesin berarti penggunaan dana dan
sebaliknya jika terjadi penurunan nilai peralatan, bangunan dan mesin, yang
berarti sumber dana. Sayang sekali bahwa kebayakan perusahaan hanya melaporkan
peralatan bangunan dan mesin dalam nilai bersihnya dan akumulasi penyusutannya.
Jika terjadi demikian, maka dapat dicari perubahan nilai kotor peralatan,
bangunan dan mesin (GPP& E= gross property, plant,and equipment) sama dengan
nilai bersih peralatan, bangunan dan mesin dari neraca akhir, NPP & E atau
net peoperty, plant, and equipment (akhir) ditambah penyusutan (dep) selama
satu periode laporan keuangan, dikurangi nilai bersih peralatan, bangunan dan
mesin dari neraca awal (NPP & E awal ).
GPP & E = NPP & E (akhir) + dep – NPP & E (awal
) (2.5)
GPP & E :
Perubahan nilai kotor dari peralatan, bangunan dan mesin
NPP & E : Nilai bersih dari peralatan bangunan dan
mesin
dep : Penyusutan
untuk membuktikan permasalahan tersebut, maka perkiraan awal dan
akhir dari peralatan, bangunan dan mesin disusun sebagai berikut :
awal akhir
Nilai
kotor PP&E 1.000 1.100
DikurangiAkumulasi Penyusutan 500 550
Nilai
bersih PP&E 500 550
Perubahan nilai kotor dari peralatan, bangunan dan mesin adalah 100.
Penyusutan selama periode laporan keuangan adalah 50, yaitu perubahan akumulasi
penyusutan. Sedangkan perubahan pada nilai bersih peralatan, bangunan dan mesin
adalah sebasar 50. Oleh karna itu dapat diperoleh :
GPP&E = 100 = NPP&E (akhir) + dep – NPP&E (awal)
=
550+50-500 = 100
Jadi kedua cara perhitungan
diatas dapat digunakan untuk menghitung pengaruh perubahan aktiva jangka
panjang terhadap sumber dan penggunaan dana. Kenaikan (atau penurunan) hutang
jangka panjang merupakan sumber (atau penggunaan) dana, oleh karena merupakan
pinjaman (membayar hutang). Penjualan (pembelian kembali) saham juga merupakan
sumber (penggunaan) dana.
Tahap selanjutnya dalam
menyusun laporan sumber dan penggunaan dana adalah (1) membuat penyesuaian terhadap laba bersih
dan dividen, dan(2) memisahkan perubahan pada modal kerja (aktifa lancar dan
kewajiban lancar). Perubahan-perubahan ini telah disusun dalam Tabel 2.7. Laba
bersih tahun 19X1 sebesar Rp 12 juta merupakan sumber dana yang digunakan untuk
membayar dividen (penggunaan dana) sebesar Rp 2 juta. Sisa sebesar Rp 10 juta
sebagai laba ditahan dapat dilihat pada Tabel 2.6. Dan hapuskan dari Tabel 2.7.
Untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda. Laporan sumber dan penggunaan
dana tersebut memberikan informasi kepada manajer keuangan bahwa perusahaan
telah melakukan perluasan pabrik, penambahan kepemilikan aktifa tetap sebesar
Rp 25juta, persediaan dan piutang dagang mengalami peningkatan sesuai dengan kenaikan
penjualan dan perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk membiayai modal kerja
dan aktifa tetap.
Tabel
2.6 PT Pupuk Kimia Jabar
Neraca
perbandingan beserta sumber dan penggunaan dana
(dalam
jutaan rupiah)
Peng-
31
Des. 2009 31 Des. 2010 Sumber gunaan
Aktiva
Kas Rp
10 Rp 5
- -
Surat berharga 25 15 Rp 10 -
Piutang bersih 15
20 - Rp 5
Persedian 25
35 -
10
Aktiva tetap, kotor Rp 150 Rp 175 - 25
(- akumulasi penyusutan)*
-40 -50
Aktifa tetap, bersih 110 125
Total Aktifa Rp 185 Rp.200
Kewajiban :
Hutang Dagang Rp 10
Rp 6 - Rp 4
Wesel bayar 15 10
- 5
Kewajiban lancar lainya 10 14 4 -
Hutang jangka panjang 60 70 10 -
Saham preferen 10 10 - -
Saham biasa 50 50 - -
Laba ditahan 30 40 10
Total kewajiban Rp 185
Rp. 200
*Akumulasi penyusutan sebenarnya merupakan perkiraan kewajiban
(sebagai lawan dari aktiva) yang dicatat pada sisi sebelah kiri neraca. Perlu
diingat bahwa besarnya akumulasi penyusutan dikurangkan bukanya menambah bila
mentotalkan.
Pada masa
sebelumnya,
perumbuhan PT Pupuk Kimia Jabar dibiayai dengan kredit bank (wesel bank) Jangka pendek. Pada periode
pertumbuhan sekarang ini, manajemen telah memutuskan untuk memperoleh
pembiayaan dari sumber-sumber permanen yaitu hutang jangka panjang. Hutang
jangka panjang ini digunakan untuk membiayai pertumbuhan aktifa tetap dan juga
membayar sebagian kredit bank, sehingga mengurangi besarnya hutang bank/wesel
bayar. Dana juga diperoleh dari laba usaha dan beban penyusutan. Disamping itu,
perusahaan sebelumnya telah mengumpulkan surat
berharga untuk bersiap-siap menghadapi program perluasan dan sebagian telah
dijual untuk membiayai penambahan bangunan dan mesin baru. Akhirnya perlu
dicatat bahwa jumlah penggunaan melampaui
sumber dana sebesar Rp 5juta, sehingga posisi kas perusahaan berkurang
dengan Rp 5 juta.
Dari contoh
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa laporan sumber dan penggunaan dana
secara lengkap menyajikan gambaran tentang kegiatan operasi perusahaan,
disertai dengan tinjauan tentang arus dana yang terjadi diperusahaan. Dengan
diberikan informasi tentang proyeksi neraca, rugi-laba, dividen dan penyusutan,
maka manajer keuangan perusahaan dapat menyusun laporan proyeksi (pro forma)
sumber dan penggunaan dana.
Tabel
2.7 PT. Pupuk Kimia Jabar
Laporan kegiatan posisi keuangan, 2011
(dalam jutaan rupiah)
Jumlah Persen
Sumber dana (tidak termasuk kas)
Laba
bersih Rp 12 26,1
Penyusutan 10 21,7
Penurunan
modal kerja 47,8
Penjualan surat berharga Rp 10 21,7
Kenaikan kewajiban lainya 4
8,7
Total penurunan modal kerja Rp 14 30,4
Kenaikan
hutang jangka panjang 10 21,7
Total sumber dana 46 100,0
Penggunaan dana
Kenaikan
modal kerja
Investasi pada persedian Rp 10 19,6
Kenaikan piutang 5
9,8
Pengurangan wesel bayar 5
9,8
Pengurangan
hutang dagang 4
7,9
Total Kenaikan modal kerja Rp 24 47,1
Penambahan aktiva tetap kotor 25 49,0
Dividen untuk pemegang saham 2 3,9 52,9
Total penggunaan Rp 51 100,0
Total sumber – total
penggunaan = kas = Rp -5
Kebutuhan
Pelaporan
Salah satu tanggung
jawab penting dari seorang manajer keuangan adalah membuat laporan keuangan,
baik untuk perusahaan maupun pihak keluar sesuai dengan kebutuhananya pada
gambar 2.1 dirinci berbagai jenis laporan keuangan yang mungkin diperlukan oleh
berbagai pihak.
Disamping tugasnya
menyusun laporan, manajer keuangan harus bekerja untuk berbagai pemakaian
informasi keuangan. Para manajerdi dalam
perusahaan harus diberi informasi tentang anggaran yang disusun berdasarkan
tata-cara akuntansi biaya sebaliknya, para manajer menympaikan usulan
pembiayaan proyek baru kemanajer keuangan. Disamping itu proyek-proyek yang
sedang berjalan perlu secara kontinyu dikaji, sumber danpenggunaan dananya
dipantau dan perlu dilakukan pemeriksaan internal (internat audits) untuk
mengetahhui ketepatan dan keabsahan data yang dilaporkan ke pimpinan induk
perusahaan dikantor pusat.
Selain menyusun
berbagai laporan, manajer keuangan perusahaan harus menyajikan data bagi
Pemegang saham, dewan direksi,
perusahaan akuntansi publik, lembaga keuangan (seperti bapepam) dan berbagai
kantor pajak. Para pemakai informasi keuangan
dari laur perusahaan tersebut masing-masing memerlukan data yanng berdeba-beda,
dan yang lebih memusingkan lagi permintaan yang sering kali tidak patuh pada
azas. Misalnya saja berdasarkan perhitungan akuntansi, laporan tahunan
menghasilakan kenaikam laba persaham, akan tetapi arus kas bisa menurun oleh
karna adanya perubahan peraturan perpajakan.
Berikut ini terlebih dahulu
akan dibahas tentang laporan tahunan yang diperlukan oleh para pemegangan
saham. Mengapa mereka juga memerlukan laporan tahunan ? Dan mengapa laporan
tahunan perlu diperiksa atau diaudit ( dengan beban tertentu) oleh akuntan
publik? Suatu jawaban yang beralasan atau pertanyaan tersebut dikemukakan oleh Watts dn Zimmerman (1978) jika perusahaan semkain besar
sering kali diperlukan peningkatan modal dari luar. Akibatnay terjadi pemisahan
antara kepemilikan dengan kekuasaan pengendalian yang semakin besar. Para manajer spesialis pada kenyataanya menjalankan
perusahaan dengan modal luar yang berasal dari berbagai pemegang saham,
sehingga kepemilikan perusahaan menjadi tersebar. Tanpa adanya beberapa
persetujuan dalam hal mementau kegiatan perusahaan, para pemegang saham harus
menyediakan modal dengan biaya yang sangat tinggi, oleh karena para manajer bia
melemparkan tanggung jawab atau menggunakan kelebihan laba perusahaan atas
beban para pemegang saham. Maka sebaiknya para manajer dan pemegangan saham
menyetujui terlebih dahulu adanya pihak ketiga yang mementau jalanya
perusahaan, asal saja biaya untuk
memantau lebih rendah dari pada biaya-biaya yang timbul tanpa adanya
pemantauan.
Prosedur yang biasa dilakukan
oleh pemegang saham adalah memilih dewan direksi, dewan kemudiam akan menunjuk
(1) suatu komite pemeriksa untuk mengatur dan mengawasi audotor eksternal,
serta mengarahkan penyusunan laporan keuangan tahunan ke pemegang saham dan (2)
subuah perusahaan akuntan publik untuk memeriksa laporan keuangan tahunan dan
menyetujui (atau tidak menyetujui) laporan tersebut. Komite
periksa biasanya terdiri dari orang-orang
luar atau yang tidak menduduki jabatan eksekutif diperusahaan dan
direktur keuangan.
Laporan dalam bentuk lain
adalah laporan keuangan untuk kepentingan. Seringkali dijumpai aturan akuntansi untuk
perpajakan berbeda dengan prinsip-prinsip akuntansi umum yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tahunan. Sebagai contoh pada umumnya perusahaan di
AS menggunakan cara penyusutab yang dipercepat dalam laporan pajaknya agar
diperoleh nilai sekarang yang maksimal dari beban penyusutan yang sesuai dengan
ketentuan perpajakan. Pada waktu yang bersamaan. Perusahaan juga menggunakan
cara penyusutan garis lurus ( Straight line deprecetion) dalam penyusunan laporan keuangan tahunan
untuk para pemegang saham.
Pihak
–pihak yang membutuhkan laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dalam rangka memenuhi
kebutuhan beberapa pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Berikut
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan :
1. Pemilik
Pemilik adalah merupakan mereka yang
memiliki usaha dan ini tercermin dari kepemilikan sahan yang dimiliki, adapun kepentingan pemegang
saham/pemilik terhadap laporan keuangan adalah
a. Melihat kondisi dan posisis perusahaan saat ini.
b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan
yang dmilikinya.
c. Menilai kinerja manajemen atas target yang telah
ditetapkan
2. Manajemen
Pihak manajemen memiliki kepentingan
akan kebutuhan dari laporan keuangan karena bagi pihak manajemen laporan
keuangan merupakan cerminan kinerja dalam suatu priode tertentu, dan adapun
arti penting dari laporan keuangan bagi pihak manajemen adalah sebagai berikut
:
a. Laporan keuangan merupakan cerminan dari nilai
kinerja dalam suatu priode tertentu termasuk dalam pencapaian target dan tujuan
yang telah dicapai.
b. Manajemen dapat melihat kemampuan mengoptimalkan
segala sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien.
c. Dapat melihat kelemahan dan kekuatan dalam
manajmen
d. Untuk pengambilan keputusan keuangan kedepan.
3. Kreditor
Kreditor merupakan penyandang dana
bagi perusahaan atau pihak yang memberi dana seperti perbankan atau lembaga
keuangan lainnya, bagi pihak kreditor laporan keuangan memiliki arti penting
sebagai :
a. Melihat ukuran kemampuan perusahaan mengembalikan
pinjaman yang telah dilakukan kepada kreditor.
b. Memantau kredit yang diberikan termasuk dalam
kepatuhan perusahaan mengembalikan pinjaman yang dilakukan
4. Pemerintah
Adapun arti penting dari laporan
keuangan bagi pemerintah adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui kewajiban perusahaan terhadap
pemerintah dari laporan keuangan yang dilaporkan.
b. Melihat kejujuran dari perusahaan dalam melaporkan
seluruh keuangan perusahaan.
5. Investor
Investor adalah pihak yang hendak
menanamkan dana dalam perusahaan, jika suatu perusahaan membutuhkan dana untuk
memperluas usahanya dapat mendapatkan dana melalui para investor.
Gambar
2.1 Pihak- Pihak yang memerlukan laporan keuangan
|
|
|
|
|
|
|
|
Perusahaan : Manajemen keuangan
(chief
financial officer)
|
Point
Pembelajaran Bab II
·
Laporan keuangan atau financial
statement (biasanya dalam bentuk neraca (balance sheet) dan laporan rugi laba
(income statement)) yang berisi informasi tentang prestasi atau kinerja keuangan perusahaan di masa lampau
dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan keputusan atau kebijakan dimasa yang akan datang.
·
Adapun
karakteristik dari laporan keuangan adalah dapat dipahami, relevan, keandalan,
dapat dibandingkan.
·
Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca,laporan rugi laba,Laporan
perubahan posisi keuangan, Catatan dan laporan lain, Materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan
·
Pihak pihak
yang membutuhkan laoran keuangan adalah
pemilik, manajemen, kreditor, dan pemerintah.
Latihan :
1. Jelaskan :
a.
Laporan
keuangan.
b.
Tujuan dari
laporan keuangan.
c.
Sifat dari
laporan keuangan
d.
Unsur dari
laporan keuangan
2. Menurut saudara apakah laporan keuangan merupakan
hal penting dalam sebuah organisasi, Jelaskan !
3. Carilah laporan keuangan dari beberapa perusahaan
di Indonesia.
Referensi
:
Amin Widjaja Tunggal, 2000, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Brigham F. Eugene & Houston F. Joel,
2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi 11 Buku 1), Salemba Empat,
Jakarta.
Dwi Prastowo & Rifka Juliaty, 2002, Analisis Laporan Keuangan ( Konsep
dan Aplikasi), Cetakan kedua (revisi),
Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yokyakarta
Kasmir, 2015, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan ke
delapan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Mamduh & Abdul Halim, 2016, Analisis Laporan
Keuangan, Edisi Kelima Cetakan Pertama,
UPP STIM YKPN Yokyakarta.
Martono, SU, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi
ketujuh, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.
Munawir, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi keempat
cetakan keempatbelas, Liberty Yokyakarta.
Sartono Agus,
2001, Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi 4,
Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan
(Edisi ke Enam). UPP STIM YKPN, Yokyakarta.
Van Horne C, James & Wachowics, Jr. M, John, 2014. Prinsip- prinsip
Manajemen Keuangan
( Fundamental of Financial Management ). Salemba Empat, Jakarta.
Weston Fred & Copeland E.
Thomas, 2000, Manajemen Keuangan, Erlangga anggota IKAPI Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar