Senin, 30 Oktober 2017

MATERI MANAJEMEN KEUANGAN BAB II


.BAB II

LAPORAN KEUANGAN

 

Laporan Keuangan secara konsep

Laporan keuangan atau financial statement (biasanya dalam bentuk neraca (balance sheet) dan laporan rugi laba (income statement)) yang berisi informasi tentang prestasi atau kinerja keuangan perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan keputusan atau kebijakan dimasa yang akan datang. Laporan keuangan disusun dengan tujuan unttuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan kas ( dan setara kas) dan waktu serta kepastian perusahaan dari hasil tersebut.( Dwi Prastowo dan Rifka Julianty, 2002)

Adapun tujuan dari pembuatan atau penyusunan dari Laporan keuangan itu adalah sebagai berikut :

1.      Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat itu;

2.      Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat itu;

3.      Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;

4.      Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu priode tertentu;

5.      Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan;

6.      Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu;

7.      Memberikan informasi tentang catatan – catatan atas laporan keuangan;

8.      Untuk menyediakan informasi yang menyangkut tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

9.      Informasi keuangan lainnya. (Kasmir, 2015)

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

·         Neraca yang artinya menggambarkan informasi  tentang posisi atau keadaan keuangan sebuah  perusahaan

·         Laporan laba rugi ( menggambarkan informasi  kinerja) dan juga memberikan informasi tentang keadaan , beban dan pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan.

·         Laporan perubahan ekuitas  menggambarkan perubahan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan

·         Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana

·         Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan perusahaan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

Menurut standar Akuntansi keuangan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan mendasarkan diri pada dua asumsi dasar, yaitu :

a.       Dasar akrual

Dengan dasar keuangan ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

b.      Kelangsungan usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan, yang berarti perusahaan akan tetap melanjutkan usahanya dimasa depan.

Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report  maka laporan keuangan terdiri dari data- data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :

1.      Fakta yang telah dicatat, ini berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos – pos ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa- peristiwa yang telah terjadi di masa lampau dan jumlah – jumlah uang yang tercatat dalam pos – pos itu dinyatakan dalam harga – harga pada waktu terjadinya prristiwa tersebut ( at original cost ) dengan sifat demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir karena segala sesuatunya sifatnya historis sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keuangan.

2.      Prinsip-prinsip dan kebiasaan – kebiasaan di dalam akuntansi, berarti bahwa data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan – anggapan tertentu yang merupakan prinsip – prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman, misalnya cara mengalokasikan biaya untuk persediaan alat tulis menulis, apakah harus dinilai menurut harga belinya atau menurut harga pasar pada tanggal penyusunan laporan keuangan ? menurut laporan keuangan yang konvensional pos semacam ini dinilai menurut harga belinya. Untuk penentuan piutang, menurut metode atau peraturan yang konvensional adalah berdasarkan jumlah yang akan direalisir ( dengan menggunakan taksiran yang tidak akan dapat ditagih terhadap jumlah piutang tersebut).

3.      Pendapat pribadi dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur  oleh konvensi- konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan namun penggunaan penggunaan dari dalil dasar tersebut tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang disetujui akan digunakan di dalam beberapa hal ( Munawir, 2007)

Dari sifat laporan keuangan tersebut dapat juga di jelaskan bahwa karakteristik sebuah laporan keuangan perlu diketahui oleh mahasiswa dalam rangka mengetahui ciri khas yang membuat laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan :

( Menurut,  Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002) bahwa Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,  berikut Karakteristik kualitatif laporan keuangan ini meliputi :

1.      Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini para pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi  dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, sulitnya memahami informasi yang kompak jangan dijadikan alasan untuk tidak memasukkan informasi tersebut dalam laporan keuangan.

2.      Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya, Informasi dipandang material apabila kelalaian  untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.

3.      Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliabel), Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat di andalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharunya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Selain itu informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realita ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya ( substansi mengungguli bentuk)

4.      Dapat dibandingkan

Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengindentifikasi kecenderungan posisi keuangan dan kinerja perusahaan, selain itu pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

Jenis dan bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

1.      Neraca

2.      laporan rugi laba,

3.      Laporan perubahan posisi keuangan,

4.      Catatan dan laporan lain

5.      Materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan

Adapun jenis laporan keuangan (utama) yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah sebagai berikut :

1.    Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas) pada saat tertentu.

2.     Laporan Rugi Laba adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) peusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu.

3.     Laporan Perubahan Modal adalah daftar yang memuat ikhtisar terperinci tentang perubahan modal suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

Untuk menggambarkan posisi keuangan peusahaan pada saat tertentu, neraca mempunyai 3 (tiga) unsur laporan keuangan yaitu :

1.        Aktiva

Adalah sumber daya yang dikuasai perusahaan dapat di subklasifikasi lebih jauh menjadi lima subklasifikasi aktiva, yaitu :

a.       Aktiva lancar yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang (atau siklus operasi normal ) misalnya kas, surat berharga, Piutang dagang, persediaan dan persekot biaya.

b.      Investasi jangka panjang yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dan jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya invetasi saham, investasi obligasi.

c.       Aktiva tetap yaitu aktiva yang memiliki substansi fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan (tidak dimaksudkan untuk dijual) dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, antara lain tanah, gedung, kendaraan dan mesin serta peralatan.

d.      Aktiva yang tidak terwujud yaitu aktiva yang tidak mempunyai substansi fisik dan biasanya berupa hak atau hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

e.       Aktiva lain –lain yaitu aktiva yang tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu dari empat sub-klasifikasi tersebut, misalnya beban ditangguhkan, piutang kepada direksi, deposito, pinjaman karyawan.

2.        Kewajiban

Yang merupakan utang perusahaan masa kini  dapat sub-klasifikasi lebih jauh menjadi tiga yaitu  ;

a.       Kewajiban lancar yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (atau siklus dagang, operasi normal).

b.      Kewajiban jangka panjang,yaitu kewajiban yang penyelesaiannya di harapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.

c.       Kewajiban lain-lain yaitu kewajiban yang tidak dapat di kategorikan kedalam salah satu sub-klasifikasi kewajiban tersebut,misalnya utang pada Direksi,utang kepada para pemegang saham.

3.        Ekuitas

yaitu merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada.

Unsur ekuitas ini dapat disubklasifikasi lebih jauh menjadi dua subklasifikasi, yaitu:

a.       Ekuitas yang berasal dari pemilik misalnya modal saham (termasuk agio saham bila ada) dan

b.      Ekuitas yang berasal dari hasil operasi,yaitu laba yang tidak di bagikan kepada para pemilik,misalnya dalam bentuk dividen (ditahan)

Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang suatu perusahaan selama periode satu tahun, dibutuhkan sebuah laporan perhitungan rugi-laba dan dua neraca, yaitu neraca awal tahun dan neraca akhir tahun. Setiap neraca mencerminkan posisi aktiva dan kewajiban perusahaan pada saat tertentu, sedangkan perubahan antara dua neraca menggambarkan kegiatan yang dilakukan perusahaan

Contoh neraca dapat digunakan untuk mulai memahami beberapa topik pembahasan dan istilah-istilah keuangan Berdasarkan susunannya, nilai buku dari total aktiva pada neraca harus sama dengan nilai buku dari total kewajibannya. Kewajiban terdiri dari dua unsur pokok yaitu modal sendiri (equiti) dan berbagai bentuk hutang (termasuk hutang dagang, wesel bayar, biaya-biaya terhutang dan hutang jangka panjang ). Modal sendiri dapat dipandang sebagai suatu kewajiban oleh karena perusahaan adalah suatu badan hukum yang berdiri sendiri (legal entity) yang meminjam modal tersebut dari pemiliknya, yaitu para pemegang saham. Selisih antara aktiva jangka pendek ( yang disebut juga aktiva lancar ) dengan kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar) disebut modal kerja bersih (net wolking capital). Selama aktiva jangka pendek lebih besar dari pada kewajiban jangka pendek, perusahaan dikatakan dalam posisi likuiditas yang baik, oleh karena perusahaan tersebut mampu memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya tanpa harus mencairkan aktifa jangka panjangnya.

Tabel 2.3 Contoh Neraca

 


Aktifa dan kewajiban per Akhir Tahun 19XX

                Aktiva                                                                 Kewajiban

Jangka pendek (lancar) Current Assets          Jangka pendek (Hutang Lancar)

Kas                                                             Hutang dagang

Surat berharga                                            Hutang jangka pendek (wesel bayar)

             Piutang dagang                                          Biaya-biaya terhutang (pajak, gaji  & upah)

  Jangka panjang( fixed Assets)                        Jangka panjang

Nilai perolehan, bangunan dan mesin                     Hutang jk panjang

Dikurangi akumulasi penyusutan                            Saham preferen

Peralatan,bangunan dan mesin                          Modal Sendiri

Saham biasa pada nilai nominal

Kelebihan saham terhadap nilai nominal

Laba ditahan Dikurangi saham perbendaharaan

Total Aktiva                                         Total Kewajiban

 

Perlu dicatat bahwa perkiraan aktiva jangka panjang  terbagi atas tiga unsur. Peralatan, bangunan dan mesin, mula-mula dinyatakan menurut nilai perolehannya. Setiap tahun atas setiap unsur aktiva jangka panjang (yang juga disebut aktiva tetap) diperhitungkan besarnya penyusutan dan ditambah pada jumlah penyusutan yang telah dihitung untuk tahun-tahun sebelumnya. Hasil penambahan tersebut,berupa akumulasi penyusutan, dikurangkan dari nilai perolehan aktiva jangka panjang, sehingga diperoleh nilai bersih aktiva tetap. Aktiva tetap bersih merupakan nilai buku dari aktiva berwujud saat ini yang telah mengalami penyusutan. Jika suatu aktiva tetap dijual,maka nilai buku awalnya akan dihapuskan dari perkiraan aktiva tetap kotor dan akumulasi penyusutannya dikurangkan dari perkiraan tersebut. Nilai pasar pada suatu aktiva bisa berada di atas atau dibawah nilai bukunya, dan selisihnya merupakan keuntungan atau kerugian modal atas penjualan aktiva tetap tersebut dan dicatat pada perhitungan  rugi-laba.

Pada sisi kewajiban dari neraca akan kita bahas secara singkat kewajiban jangka pendek. Hutang dagang (accounts payable) merupakan janji untuk membayar karena adanya tagihan dari pihak luar (istilah populer lainnya adalah IOU, kependekan dari I owe you). Seringkali hutang jangka pendek tersebut merupakan hutang kepada pemasok atas barang dan jasa yang diterima perusahaan tetapi belum dibayar.   wesel bayar (notes payable) merupakan hutang jangka pendek, yang biasanya berupa perjanjian penarikan kredit pagu tertentu dari bank komersial. Biaya-biaya yang sudah saatnya harus dibayar akan tetapi belum dibayar juga merupakan kewajiban jangka pendek, misalnya gaji dan upah yang belum diambil karyawan, pajak terhutang . Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan, merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Rasio hutang terhadap modal sendiri  (debt to qualiti ratio) menggambarkan struktur permodalan perusahaan dan seperti telah disebutkan dimuka, rasio hutang terhadap modal menentukan besarnya leverage keuangan. Biaya atas seluruh modal yang digunakan perusahaan disebut dengan biaya modal rata-rata tertimbang (weigted average cost of capital) yang merupakan rata-rata tertimbang dari biaya marjinal sesudah pajak dari sumber modal itu sendiri – hutang dan modal sendiri. Menurut pandangan pihak investor, hutang dianggap mengandung resiko yang lebih rendah jika dibandingkan dengan modal sendiri, oleh karena pembayaran bunga merupakan suatu kontrak pemenuhan kewajiban dan juga karena dalam kasus perusahaan yang mengalami pailet maka pihak yang memberikan pinjaman (debtholers atau kreditor) mempunyai hak klaim sisa atas arus kas perusahaan, yaitu bagian dari laba bersih yang diputuskan manajemen untuk dibagikan. Oleh karena modal sendiri mengandung resiko yang lebih besar dari pada hutang, maka dana yang berasal dari hutang merupakan tingkat hasil pengembalian (rate of return) nominal yang lebih rendah dari pada modal sendiri.

Pilihan struktur permodalan sangat penting oleh karena suatu perbandingan tertentu antara hutang dan modal sendiri pada tingkat arus kas operasi tertentu, meminimisasi biaya modal rata-rata tertimbang, yang berarti dapat memaksimasi nilai pasar dari perusahaan

Saham preferen (preferred stock) adalah suatu bentuk saham yang mempunyai dua ciri campuran antara hutang dan modal sendiri. Pembiayaan  imbalan kepada para pemengangnya disebut deviden  preveren. Berdasarkan jumlah pembayarannya yang konstan, saham preferen sama halnya dengan pembayaran bunga atas hutang. Akan tetapi jika laba perusahaan tidak cukup untuk membayar deviden preferen, perusahaan tidak bisa dipaksa untuk membayarnya melainkan ditangguhkan. Dividen preferen komulatif harus dibayar sebelum dividen saham biasa diumumkan untuk dibagikan kepada pemegang saham. Tampak disini bahwa saham preferen lebih banyak mengandug resiko dibanding dengan hutang, akan tetapi lebih rendah resikonya dengan modal sendiri.

Perkiraan  modal sendiri terbagi dalam empat unsur. Jika terjadi penjualan saham baru, nilai saham yang diterima perusahaan dipisahkan menjadi saham biasa pada nilai nominal (common at part) dan kelebihan atas nilai nominal suatu agio (common in excess of part). Misalnya saja perusahaan menerima hasil penjualan saham sebesar Rp20.000 per saham dengan nilai nominal Rp 1000, maka yang Rp 19.000 Per saham yang diterbitkan dicatat sebagai “ kelebihan atas nilai nominal saham biasa”. Penggunaan nilai nominal sebenarnya merupakan konsep yang ketinggalan jaman. Banyak perusahaan di Amerika Serikat menerbitkan sahamnya tanpa nilai nominal. Nilai nominal dahulu karena jika seorang investor membeli saham dibawah nilai nominal, pada kasus perusahaan  mengalami pailit, maka investor secara pribadi bertanggung jawab atas selisih harga beli dengan nilai nominal saham. Unsur ketiga dari modal sendiri adalah laba ditahan (retained earnings), yang menguraikan secara kronologis besarnya laba ditahan setiap tahun yang disisihkan Dari perhitungan rugi-laba. Sebuah perusahaan yang didirikan tahun 1950, maka jumlah laba yang ditahan merupakan akumulasi laba ditahan sejak tahun 1950. Perlu diingat kembali bahwa laba bersih (net income) perusahaan adalah jumlah deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham dan laba ditahan yang ditambahkan pada neraca.

NI (Laba bersih) = Deviden + Laba ditahan                         (2.1)

 

Dengan demikian laba ditahan merupakan rantai penghubung anatara arus kas pada perhitungan rugi-laba pada posisi aktiva dan kewajiban pada neraca. Unsur terakhir dari modal sendiri adalah saham perbendaharaan (treasure stock), yang nilainya dikurangkan terhadap modal sendiri oleh karena biaya untuk membeli kembali saham biasa perusahaan baik melalui tender maupun pembelian melalui pasar. Pembelian saham perbendaharaan berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar, tanpa adanya efek terhadap  arus laba yang diharapkan perusahaan. Akibatnya adalah laba per saham (earnings per share, EPS) dan saham lainya akan naik begitu terjadi pembelian kembali saham perusahaan. Contoh berikut ini menunjukan bahwa pembelian kembali saham berkaitan erat dengan kebijakan pembagian deviden.

Misalnya saja sebuah perusahan memperoleh laba sebesar Rp 3 juta, dan diputuskan bahwa Rp 1 Juta digunakan untuk membeli kembali saham atau dibayarkan sebagai deviden. Jika dibayarkan sebagai deviden, maka laba ditahan pada sisi kewajiban dineraca akan bertambah besar Rp 2 juta. Pemegang saham akan menerima Rp 1juta sebelum pajak, sehingga harus diperhitungkan dahulu pajak atas deviden yang diterimanya (Di Indonesia berlaku pjak atas bunga, dividen dan royalti atau PBDR). Alternatif lain adalah pembelian kembali dari saham-saham dari pemegang saham yang lain dengan asumsi secara pro-rata (dalam presentase yang sama) sehingga laba sebesar Rp3juta akan ditambahkan pada laba ditahan dan Rp1juta dicatat pada saham perbendaharaan (treasure stock  = saham yang dibeli kembali) yang merupakan faktor pengurang terhadap modal sendiri. Pertambahan bersih pada sisi kewajiban neraca adalah Rp2 juta, sehingga baik pembayaran dividen maupun maupun pembelian kembali saham berpengaruh sama terhadap nilai buku kewajiban (liabilities), akan tetapi dampaknya bagi kekayaan pemegang saham tidaklah lam. Dividen yang dibayarkan dikenakan paja (pajak atas bunga dividen dan ricailities, PBDR) sedangkan pembelian kembali sahammenghasilkan keuntungan modal (capital gain) sebagai akibat kenaikan harga saham dan tidak dikena pajak sebelum saham tersebut terjual. Jika saham tersebut dijual, maka terhadap keuntungan modal dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah dari tarif pajak penghasilan. Oleh karena itu pemegang saham lebih suka memilih keputusan pembelian kembali saham, yang tarif pajaknya lebih murah dibandingkan dengan tarif pajak atas pembayaran  dividen.

Di dalam neraca, masing-masing unsur tersebut disajikan dengan menganut ketentuan – ketentuan tertentu.

Neraca dapat disajjikan dengan menggunakan dua bentuk yaitu :

a.        Rekening (skontrol)

Pada bentuk ini, unsur aktiva disajikan pada sisi kiri (debit),sedangkan unsur kewajiban dan ekuitas disajikan pada sisi kanan (Kredit).

b.      Laporan (stafel)

Pada bentuk ini baik aktiva, kewajiban maupun ekuitas disajikan secara urut dari atas kebawah, yang dimulai dari aktiva, kewajiban dan terakhir ekuitas.

 

PT. BAGAS  PERKASA JAYA

NeracaPer 31 Desember 2016 ( Bentuk Rekening)

Aktiva
 
 
Kewajiban
 
 
Aktiva lancar
Rp
100.000,00
Kewajiban Lancar
Rp
250.000,00
 
Investasi
 
250.000,00
Kewajiban Jangka Panjang
 
200.000,00
 
Aktiva Tetap
 
1.000.000,00
Kewajiban lain lain
 
50.000,00
 
Aktiva tak berwujud
 
100.000,00
Total Kewajiban
 
500.000,00
 
Aktiva Lain2
 
50.000,00
Modal saham
 
800.000,00
 
 
 
 
Laba di tahan
 
200.000,00
 
Total Aktiva
Rp
1.500.000,00
Total Kewajiban & Ekuitas
 
1.500.000,00
 

PT. BAGAS PERKASA JAYA

NeracaPer 31 Desember 20011(Bentuk laporan)

Aktiva
Aktiva Lancar :
 
 
 
 
 
Kas
Rp.
25.400,00
 
 
 
Surat Berharga
 
15.200,00
 
 
 
Piutang Dagang
 
42.000,00
 
 
 
Persediaan Supplies
 
4.700,00
 
 
 
Persekot Biaya
 
4.900,00
 
 
 
Total Aktiva Lancar
 
 
 
Rp.
92.000,00
Investasi
 
 
 
Rp.
16.000,00
Aktiva Tetap :
 
 
 
 
 
Tanah
Rp.
60.500,00
 
 
 
Bangunan
 
882.400,00
 
 
 
Mesin
 
18.300,00
 
 
 
 Mebel dan Peralatan
 
227.900,00
 
 
 
Akumulasi Depresiasi
 
(422.000,00)
 
 
 
Total Aktiva Tetap
 
 
 
Rp.
767.100,00
Aktiva tak berwujud
 
 
 
 
 
Patent
Rp.
10.000,00
 
 
 
Trade Mark
 
5.000,00
 
 
 
Total Aktiva tak Berwujud
 
 
 
Rp.
15.000,00
Aktiva Lain-lain
 
 
 
 
10.000,00
Total Aktiva
 
 
 
Rp.
900.300,00
Kewajiban Dan Ekuitas
Kewajiban Lancar
Rp.
16.500,00
 
 
 
Utang Dagang
 
4.200,00
 
 
 
 Utang wesel
 
20.900,00
 
 
 
Utang PPh
 
800,00
 
 
 
Utang Biaya
 
26.000,00
 
 
 
Utang Jatuh Tempo
 
 
 
 
 
Total Kewajiban Lancar
 
 
 
Rp.
68.400,00
Kewajiban Jangka Panjang
 
 
 
Rp.
486.800,00
Kewajiban Lain2
 
 
 
 
25.000,00
Total Kewajiban
 
 
 
 
580.200,00
Ekuitas
 
 
 
 
 
Modal Saham
Rp.
200.000,00
 
 
 
Laba di Tahan
 
120.100,00
 
 
 
 
 
 
 
Rp.
320.100,00
Total Kewajiban & Ekuitas
 
 
 
Rp.
900.300,00

 

Bentuk Laporan Rugi Laba

(Dwi Prastowo & Rifka Juliaty, 2002) bahwa untuk dapat menggambarkan informasi mengenai potensi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja), laporan rugi laba mempunyai dua unsur yaitu penghasilan dan beban yang di jelaskan sebagai berikut :

1.      Penghasilan yang diartikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas selain yang berasal dari kontribusi pemilik perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan menjadi :

a.              Pendapatan (revenue), yaiu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan barang dagang, penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan diveden, royaltis dan sewa.

b.             Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin misalnya pos yang timbul dalam pengalihan.

2.      Beban (Expense) yang diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam beban arus keluar, penurunan aktiva, keawajiban ( yang dapat menyebabkan penurunan ekonomi yang tidak menyangkut pembagian kepada pemilik perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan menjadi :

a.              Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa ( yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas persediaan, aktiva tetap), yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji dan  upah, penyusutan.

b.             Kerugian, yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi karena bencana kebakaran, banjir atau pelepasan aktiva tidak lancar.

Selisih antara total penghasilan (revenue) dan beban (expense) disebut penghasilan bersih (laba). Didalam laporan rugi laba, keuntungan (gains) dan kerugian biasanya disajikan secara terpisah, sehingga akan memberikan informasi yang lebih baik dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Pada laporan laba rugi, sering kali penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan aktivitas perusahaan. Berdasarkan sifat aktivitas ini, penghasilan dan beban dapat disajikan menjadi penghasilan dan beban usaha dari aktivitas yang bersifat biasa dan rutin dan menjadi penghasilan dan merupakan usaha/aktivitas utama, penghasilan dan beban diluar usaha (dari aktivitas yang rutin tetapi bukan merupakan usaha/aktivitas utama perusahaan) dan pos-pos luar biasa (yang memenuhi criteria tidak rutin dan tidak normal).

Laporan laba rugi dapat disajikan dengan menggunakan dua bentuk yaitu :

a.       Single-Step

Pada bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai kegiatan/aktivitas dikelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kelompok penghasilan, sedangkan untuk semua beban dikelompokkan kedalam satu kelompok yang disebut beban.

b.      Multiple-Step

Penghasilan bersih (laba) dihitung secara bertahap sesuai dengan aktivitas perusahaan. Dengan demikian, semua penghasilan dari beban disajikan sesuai dengan kegiatan/aktivitas, yaitu kegiatan usaha, diluar usaha dan luar biasa.

Tabel 2.1 Contoh Laporan Rugi

Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2001

(Single-Step)


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PT. BAGAS PERKASA JAYA

Laporan Rugi Laba

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2001 (Multiple-Step, All-Inclusive)

Penjualan barang
 
 
Rp.
1.000.000,00
Harga Pokok Penjualan
 
 
 
600.000,00
Laba Kotor
 
 
Rp.
400.000,00
Beban usaha
 
 
 
 
Biaya pemasaran
Rp.
25.000,00
 
 
Biaya administrasi Umum
 
75.000,00
 
 
Laba Usaha
 
 
Rp.
300.000,00
Pendapatan dan Beban di Luar Usaha
 
 
 
Pendapatan Sewa
Rp.
10.000,00
 
 
Pendaapatan Dividen
 
10.000,00
 
 
Biaya Bunga
 
(15.000,00)
 
 
 
 
 
Rp.
5.000,00
Laba Sebelum Pos Luar Biasa
 
 
Rp.
305.000,00
Pos Luar Biasa
 
 
 
 
Rugi Kebakaran Gedung
 
 
 
(25.000,00)
Laba Sebelum Pajak
 
 
Rp.
280.000,00
Pajak (15 %)
 
 
Rp.
42.000,00
Penghasilan (laba) Bersih
 
 
Rp.
238.000,00

 

Pada tabel diatas dapat dilihat suatu cara penyajian yang lengkap dari perhitungan rugi-laba {income statement} perusahaan,yang mengukur arus pendapatan dan beban selama jangka waktu tertentu,biasanya satu tahun..

Contoh perhitungan rugi-laba pada table diatas  dimulai dengan pendapatan {revenue} dengan simbol R., yang besarnya tidak dapat diketahui dengan pasti {sekurang-kurangnya untuk tujuan perencanaan}. Tanda gelombang “~” digunakan untuk membedakan antara unsur variabel acak dengan unsur-unsur lain yang secara khas, tidak acak,seperti biaya kas tetap,penyusutan dan beban bunga.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 2.1 contoh perhitungan rugi-laba

 


Perhitungan rugi-laba untuk tahun 19XX

                          R    = Pendapatan                                                            

                          ~  

                       -VC  = Biaya variabel (variabel kost)

                     -VCC = Biaya kas tetap (fixed cash costs)

                       -dep  = Biaya tetap non –kas (misalnya penyusutan)

                          ~                   

                     EBIT  = Laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest and taxes)

                         -rD  = Pembayaran beban bunga yang besarnya tetap

                            ~

                        EBT = Laba sebelum pajak (earnings before tax)

                            ~

                         -tak = Pajak 40 %

                           ~

                          NI  = Laba bersih (net income)

                           ~

                       -Div  = Pembayaran deviden ke pemegang saham

                           ~

                     Rtd.E.    = Laba ditahan (retained earnings),

                                 

Biaya-biaya yang tercantum pada perhitungan rugi-laba menggambarkan teknologi produksi yang digunakan pada suatu perusahaan untuk menghasilkan produk tertentu dapat ditempuh berbagai cara. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa jenis teknologi yang dipilih akan menentukan biaya-biaya relatif atas faktor masukan (inputs) utama, yaitu modal dan tenaga kerja perhitungan rugi-laba mencerminkan pilihan teknologi produksi yang dianut dilihat dari rasio biaya tetap(biaya kas tetap dan penyusutan) terhadap biaya produksi variabel. Yang tergolong biaya variabel adalah gaji,upah,bahan baku dan jasa-jasa lain yang digunakan dalam proses produksi besarnya biaya variabel selama satu tahun tergantung dari berapa besar keluaran (outputs) yang terjual . Jika tidak ada penjualan sama sekali, maka besarnya biaya variabel sama dengan nol. Sebaliknya biaya tetap yang jumlahnya konstan harus dikeluarkan tanpa memandang adanya penjualan atau tidak. Biaya tetap terdiri dari dua komponen, yaitu biaya kas tetap misalnya pajak kekayaan, gaji dan upah di bagian administrasi dan biaya tetap non-kas, oleh karena nilai pasar dari perusahaan ditentukan oleh arus kasnya (cash flows). Penyusutan tidak termaksud arus kas akan tetapi merupakan suatu perkiraan penurunan nilai fisik modal yang digunakan dalam proses produksi (penurunan nilai karena usang,aus atau rusak).

Laba bersih, NI, (net income) merupakan arus sisa dari laba yang menjadi milik para pemegang saham besar kecilnya laba bersih yang diterima pemegang saham dipengaruhi oleh keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan perusahaan untuk mengatasinya. Atas nama para pemegang saham dewan direksi memutuskan besarnya bagaian dari laba bersih yang dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk deviden,(Div), dan berapa bagian yang harus diinvestasikan kembali keperusahaan.Bagian laba bersih yang diinvestasikan kembalikan disebut laba ditahan (retained earning) Rtd.E, yang merupakan salah satu simpanan (bukan untuk dikonsumsi) perusahaan.

Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana

Perubahan posisi kas perusahaan akan didefinisikan sebagai perbedaan antara sumber dana dan penggunaan dana.

 

 Kas   =  Sumber dana   -  penggunaan dana  = SALDO                                           (2.2)

 

Tabel 2.2  contoh laporan sumber dan penggunaan dana

 

 


                      Sumber Dana                                                        Penggunaan Dana

         

    1. Dari kegiatan operasi = laba bersih+             1. Dividen

         penyusutan (NI+dep)                                  2. Kenaikan aktiva jangka pendek   

    2. Penurunan ativa jangka pendek                         (tidak termasuk kas)

        (tidak termasuk kas)                                     3. Penurunan kewajiban jangka pendek

    3. Kenaikan kewajiban jangka pendek             4. Kenaikan nilai kotor aktiva tetap

    4. Penurunan nilai kotor aktiva tetap                     (peralatan, bangunan dan mesin)

         ( peraltan, bangunan dan mesin )                 5. Penirunan hutang jangka panjang

    5. Kenaikan hutang jangka panjang                  6. Pembelian kembali saham preferen

    6. Penjualan saham preferen atau saham biasa      atau saham biasa (treasury stock)

 

 

 


Setiap unsur sumber dan penggunaan dana disebutkan dengan jelas sesuai dengan maksudnya. Laba bersih + penyusutan (NI+dep), merupakan suatu cara pelaporan untuk meringkaskan sumber (atau penggunaan) dana yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan. Dengan menggunakan contoh perhitungan rugi-laba laba bersih dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

                    

                   NI=R-FC-FCC-dep-rD-T(R-FC-FCC-dep-rD).                         (2.3)

 

Pendapatan (R= refenue) merupakan sumber dana pokok dan unsur yang bertanda negatif merupakan penggunaan dana, kecuali penyusutan yang meerupakan pembebanan non kas. Oleh karna itu, penyusutan harus ditambah kembali kelaba bersih (net income) agar diperoleh hasil akhir sumber dana yang berasal dari hasil kegiatan operasi.

 

                 NI+dep= sumber dana yang berasal dari operasi  ....................                   (2.4)

 

Sudah barang tentu penyusutan bukan berarti suatu sumber dana, karna dalam memperhitungkan beban penyusutan tudak terjadi arus kas sama sekali.

Penyusutan adalah pembebanan tahun tarhadap laba yang mencerminkan biaya atas penggunaan peralatan dan mesin dalam proses produksi. Sebagai contoh sebuah mesin yang diharapkan berumur ekonomis 10 tahun dibeli pada tahun1978 dengan harga Rp100 juta. Biaya tersebut harus dibebankan pada produksi salama 10 tahun umur mesin, dan jika hal ini tidak dilakukan laba yang dihitung menjadi terlalu tinggi. Jika mesin disusutkan dengan metode garis lutus maka biaya penyusutan yang dihitungpertahun adalah Rp 10 juta. Dalam perhitunganlaba penyusutan ini dikurangkan dari pendapatan penjualan bersama-sama dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain.akan tetapi biaya penyusutan bukan merupakan biaya kas. Dan sebesar Rp 10 juta telah dikeluarkan pada tahun 1978, sehingga perhitungan beban penyusutan setiap tahun yang dikurang dari laba bukan merupakan pengeluaran kas. Dengan cra demikian penyusutan dibedakan dengan pengeluaran untuk bahan baku dan upah tenaga kerja yang merupakan biaya-biay tunai.

Untuk menjelaskan sifat penyusutan dalam analisis arus kas, berikut ini disajikan perhitungan rugi-laba tahun 19X1 dari PT. Pupuk Kimia Jabar :

 

    Pendapatan penjualan                                                  Rp     300 juta

                Biaya-biaya tidak termasuk penyusutan           Rp     270 juta

                Penyusutan                                                                  10 juta

                        Laba sebelum pajak                                  Rp       20 juta

                Pajak ( misalnya 40 %)                                                  8 juta

                Laba bersih sesudah pajak (Net Income )        Rp       12 juta

 


Bahwa  asumsi pendapatan penjualan diterima secara tunai dan semua biaya kecuali penyusutan dibayar  dibayar tunai selama tahun19X1, berapa uang tunai dari kegiatan operasi yang tersedia untuk membayar dividen, membayar hutang yang jatuh tempo atau melaksakan investasi aktiva tetap maupun aktiva lancar ? Jawabannya adalah Rp 22 juta, yaitu jumlah yang berasal dari laba sesudah pajak ditambah penyusutan. Semua penjulan diterima secara tunai sebesar Rp 300 juta. Biaya-biaya selain penyusutan sebesar Rp 270 juta harus dibayar secara tunai, sehingga sisanya adalah Rp30 juta. Penyusutan bukan merupakan pengeluaran tunai – perusahaan tidak mengeluarkan beban penyusutan sebesar Rp10 juta – sehingga dana sebesar Rp30 juta masih tersedia setelah diperhitungkan penyusutan. Akan tetapi, pajak harus bibayar secara tunai, sehingga Rp8 juta untuk pajak harus dikurangkan dari arus kas operasi kotor sebesar  Rp 30 juta, yang menghasilkan sisa arus kas bersih operasi sebesar Rp 22 juta.karna arus masuk adalah sebesar Rp 300 juta dan arus keluar 278 juta maka sisanya adalah Rp 22 juta. Jumlah sebesar 22 juta ini sudah barang tentu sama dengan laba bersih sesudah pajak ditambah dengan penyusutan, yaitu Rp 12 juta ditambah dengan 10 juta, atau Rp 22 juta. Penyusutan merupakan biaya nonkas yang ditambahkan pada laba bersih, sehingga terdapat dana yang dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan.

Pada kolom penggunaan dana, Tabel 2.4 yang terletak sebaris dengan dana dari kegiatan operasi (NI+dep) tertulis dividen, yang benar-benar merupakan pengeluaran kas, dan biasanya merupakan unsur penggunaan dana yang terbesar. Dari persamaan 2.1, jika laba bersih dikurangi dengan dividen, akan diperoleh laba ditahan. Oleh karna itu pada baris pertama pada laporan sumber dan penggunaan dana diktisarkan semua informasi arus kas dari perhitungan rugi-laba. Baris lainya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi perkiraan neraca.

Penuruan (atau kenaikan )pada aktiva jangka penedek kecuali kas, merupakan sumber (atau pengunaan) dana. Misalnya persedian yang menurun digolongkan sebagai sumber dana yang berasal dari penjualan beberpa produk sebaliknya, kenaikan (atau penurunan) kewajiban jangka pendek merupakan sumber dana. Jika hutang dagang meningkat, berarti perusahaan telah meminjam dari pemasok berupa barang atau jas yang diterima perusahaan. Kejadian ini merupakan penambahan dana yang tersedia bagi perusahaan. Yang lebih mudah di pahami adalah perubahan pada nilai peralatan, bangunan, dan mesin. Kenaikan nilai kotor pada peralatan, bangunan dan mesin  berarti penggunaan dana dan sebaliknya jika terjadi penurunan nilai peralatan, bangunan dan mesin, yang berarti sumber dana. Sayang sekali bahwa kebayakan perusahaan hanya melaporkan peralatan bangunan dan mesin dalam nilai bersihnya dan akumulasi penyusutannya. Jika terjadi demikian, maka dapat dicari perubahan nilai kotor peralatan, bangunan dan mesin (GPP& E= gross property, plant,and equipment) sama dengan nilai bersih peralatan, bangunan dan mesin dari neraca akhir, NPP & E atau net peoperty, plant, and equipment (akhir) ditambah penyusutan (dep) selama satu periode laporan keuangan, dikurangi nilai bersih peralatan, bangunan dan mesin dari neraca awal (NPP & E awal ).

 

               GPP & E = NPP & E (akhir) + dep – NPP & E (awal )            (2.5)

 

GPP & E   : Perubahan nilai kotor dari peralatan, bangunan dan mesin

 NPP & E      : Nilai bersih dari peralatan bangunan dan mesin

 dep               : Penyusutan

untuk membuktikan permasalahan tersebut, maka perkiraan awal dan akhir dari peralatan, bangunan dan mesin disusun sebagai berikut :

                                                                                awal                             akhir

Nilai kotor PP&E                                                    1.000                     1.100

     DikurangiAkumulasi Penyusutan                         500                        550

Nilai bersih PP&E                                                      500                        550

 

Perubahan nilai kotor dari peralatan, bangunan dan mesin adalah 100. Penyusutan selama periode laporan keuangan adalah 50, yaitu perubahan akumulasi penyusutan. Sedangkan perubahan pada nilai bersih peralatan, bangunan dan mesin adalah sebasar 50. Oleh karna itu dapat diperoleh :

GPP&E = 100 = NPP&E (akhir) + dep – NPP&E (awal)

                                                    = 550+50-500 = 100

 

Jadi kedua cara perhitungan diatas dapat digunakan untuk menghitung pengaruh perubahan aktiva jangka panjang terhadap sumber dan penggunaan dana. Kenaikan (atau penurunan) hutang jangka panjang merupakan sumber (atau penggunaan) dana, oleh karena merupakan pinjaman (membayar hutang). Penjualan (pembelian kembali) saham juga merupakan sumber (penggunaan) dana.

Tahap selanjutnya dalam menyusun laporan sumber dan penggunaan dana adalah (1) membuat penyesuaian terhadap laba bersih dan dividen, dan(2) memisahkan perubahan pada modal kerja (aktifa lancar dan kewajiban lancar). Perubahan-perubahan ini telah disusun dalam Tabel 2.7. Laba bersih tahun 19X1 sebesar Rp 12 juta merupakan sumber dana yang digunakan untuk membayar dividen (penggunaan dana) sebesar Rp 2 juta. Sisa sebesar Rp 10 juta sebagai laba ditahan dapat dilihat pada Tabel 2.6. Dan hapuskan dari Tabel 2.7. Untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda. Laporan sumber dan penggunaan dana tersebut memberikan informasi kepada manajer keuangan bahwa perusahaan telah melakukan perluasan pabrik, penambahan kepemilikan aktifa tetap sebesar Rp 25juta, persediaan dan piutang dagang mengalami peningkatan sesuai dengan kenaikan penjualan dan perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk membiayai modal kerja dan aktifa tetap.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 2.6     PT Pupuk Kimia Jabar

                    Neraca perbandingan beserta sumber dan penggunaan dana

                    (dalam jutaan rupiah)

 

                                                                                                                                                              

                                                                                                                         Peng-

                                              31 Des. 2009        31 Des. 2010       Sumber      gunaan

 

Aktiva

Kas                                                    Rp 10                   Rp   5       -                   -

Surat berharga                                        25                         15        Rp 10               -

Piutang bersih                                        15                    20               -              Rp  5

Persedian                                               25                   35                 -                    10

Aktiva tetap, kotor                            Rp 150       Rp 175                  -                    25

     (- akumulasi penyusutan)*                 -40             -50

Aktifa tetap, bersih                              110               125

   Total Aktifa                                   Rp 185       Rp.200

 

 

Kewajiban :

Hutang Dagang                                       Rp   10          Rp    6           -           Rp  4

Wesel bayar                                                     15                   10          -                 5

Kewajiban lancar lainya                                  10                   14         4                  -

Hutang jangka panjang                                   60                    70        10                 -

Saham preferen                                               10                       10         -                 -

Saham biasa                                                   50                       50         -                  -

Laba ditahan                                                   30                   40          10  

   Total kewajiban                                   Rp  185           Rp. 200                                


 

 


*Akumulasi penyusutan sebenarnya merupakan perkiraan kewajiban (sebagai lawan dari aktiva) yang dicatat pada sisi sebelah kiri neraca. Perlu diingat bahwa besarnya akumulasi penyusutan dikurangkan bukanya menambah bila mentotalkan.

 

Pada masa sebelumnya, perumbuhan PT Pupuk Kimia Jabar dibiayai dengan kredit bank (wesel bank) Jangka pendek. Pada periode pertumbuhan sekarang ini, manajemen telah memutuskan untuk memperoleh pembiayaan dari sumber-sumber permanen yaitu hutang jangka panjang. Hutang jangka panjang ini digunakan untuk membiayai pertumbuhan aktifa tetap dan juga membayar sebagian kredit bank, sehingga mengurangi besarnya hutang bank/wesel bayar. Dana juga diperoleh dari laba usaha dan beban penyusutan. Disamping itu, perusahaan sebelumnya telah mengumpulkan surat berharga untuk bersiap-siap menghadapi program perluasan dan sebagian telah dijual untuk membiayai penambahan bangunan dan mesin baru. Akhirnya perlu dicatat bahwa jumlah penggunaan melampaui  sumber dana sebesar Rp 5juta, sehingga posisi kas perusahaan berkurang dengan Rp 5 juta.

Dari contoh tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa laporan sumber dan penggunaan dana secara lengkap menyajikan gambaran tentang kegiatan operasi perusahaan, disertai dengan tinjauan tentang arus dana yang terjadi diperusahaan. Dengan diberikan informasi tentang proyeksi neraca, rugi-laba, dividen dan penyusutan, maka manajer keuangan perusahaan dapat menyusun laporan proyeksi (pro forma) sumber dan penggunaan dana.

Tabel 2.7 PT. Pupuk Kimia Jabar

                Laporan kegiatan posisi keuangan, 2011

                (dalam jutaan rupiah)

 


                                                                      Jumlah                                       Persen 

Sumber dana (tidak termasuk kas)

Laba bersih                                                                 Rp  12                  26,1

Penyusutan                                                                        10                  21,7

 

Penurunan modal kerja                                                                                               47,8

    Penjualan surat berharga                     Rp 10                                      21,7

    Kenaikan kewajiban lainya                        4                                       8,7

      Total penurunan modal kerja                               Rp  14                                      30,4

Kenaikan hutang jangka panjang                                      10                                      21,7

      Total sumber dana                                                       46                                      100,0

 

Penggunaan dana

Kenaikan modal kerja

     Investasi pada persedian                    Rp 10                                      19,6

     Kenaikan piutang                                      5                                       9,8

     Pengurangan wesel bayar                          5                                        9,8 

     Pengurangan hutang dagang                     4                                       7,9

        Total Kenaikan modal kerja                                Rp  24                                     47,1

Penambahan aktiva tetap kotor                                      25                     49,0

Dividen untuk pemegang saham                                      2                       3,9             52,9

         Total penggunaan                                            Rp 51                                         100,0

 

         Total sumber – total penggunaan = kas = Rp -5 

 

 


Kebutuhan Pelaporan

 

Salah satu tanggung jawab penting dari seorang manajer keuangan adalah membuat laporan keuangan, baik untuk perusahaan maupun pihak keluar sesuai dengan kebutuhananya pada gambar 2.1 dirinci berbagai jenis laporan keuangan yang mungkin diperlukan oleh berbagai pihak.

Disamping tugasnya menyusun laporan, manajer keuangan harus bekerja untuk berbagai pemakaian informasi keuangan. Para manajerdi dalam perusahaan harus diberi informasi tentang anggaran yang disusun berdasarkan tata-cara akuntansi biaya sebaliknya, para manajer menympaikan usulan pembiayaan proyek baru kemanajer keuangan. Disamping itu proyek-proyek yang sedang berjalan perlu secara kontinyu dikaji, sumber danpenggunaan dananya dipantau dan perlu dilakukan pemeriksaan internal (internat audits) untuk mengetahhui ketepatan dan keabsahan data yang dilaporkan ke pimpinan induk perusahaan dikantor pusat.

Selain menyusun berbagai laporan, manajer keuangan perusahaan harus menyajikan data bagi

Pemegang saham, dewan direksi, perusahaan akuntansi publik, lembaga keuangan (seperti bapepam) dan berbagai kantor pajak. Para pemakai informasi keuangan dari laur perusahaan tersebut masing-masing memerlukan data yanng berdeba-beda, dan yang lebih memusingkan lagi permintaan yang sering kali tidak patuh pada azas. Misalnya saja berdasarkan perhitungan akuntansi, laporan tahunan menghasilakan kenaikam laba persaham, akan tetapi arus kas bisa menurun oleh karna adanya perubahan peraturan perpajakan.

Berikut ini terlebih dahulu akan dibahas tentang laporan tahunan yang diperlukan oleh para pemegangan saham. Mengapa mereka juga memerlukan laporan tahunan ? Dan mengapa laporan tahunan perlu diperiksa atau diaudit ( dengan beban tertentu) oleh akuntan publik? Suatu jawaban yang beralasan atau pertanyaan tersebut dikemukakan oleh Watts dn Zimmerman (1978) jika perusahaan semkain besar sering kali diperlukan peningkatan modal dari luar. Akibatnay terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan kekuasaan pengendalian yang semakin besar. Para manajer spesialis pada kenyataanya menjalankan perusahaan dengan modal luar yang berasal dari berbagai pemegang saham, sehingga kepemilikan perusahaan menjadi tersebar. Tanpa adanya beberapa persetujuan dalam hal mementau kegiatan perusahaan, para pemegang saham harus menyediakan modal dengan biaya yang sangat tinggi, oleh karena para manajer bia melemparkan tanggung jawab atau menggunakan kelebihan laba perusahaan atas beban para pemegang saham. Maka sebaiknya para manajer dan pemegangan saham menyetujui terlebih dahulu adanya pihak ketiga yang mementau jalanya perusahaan, asal  saja biaya untuk memantau lebih rendah dari pada biaya-biaya yang timbul tanpa adanya pemantauan.

Prosedur yang biasa dilakukan oleh pemegang saham adalah memilih dewan direksi, dewan kemudiam akan menunjuk (1) suatu komite pemeriksa untuk mengatur dan mengawasi audotor eksternal, serta mengarahkan penyusunan laporan keuangan tahunan ke pemegang saham dan (2) subuah perusahaan akuntan publik untuk memeriksa laporan keuangan tahunan dan menyetujui                  (atau tidak menyetujui) laporan tersebut. Komite periksa biasanya terdiri dari orang-orang  luar atau yang tidak menduduki jabatan eksekutif diperusahaan dan direktur keuangan.

Laporan dalam bentuk lain adalah laporan keuangan untuk kepentingan. Seringkali dijumpai aturan akuntansi untuk perpajakan berbeda dengan prinsip-prinsip akuntansi umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan. Sebagai contoh pada umumnya perusahaan di AS menggunakan cara penyusutab yang dipercepat dalam laporan pajaknya agar diperoleh nilai sekarang yang maksimal dari beban penyusutan yang sesuai dengan ketentuan perpajakan. Pada waktu yang bersamaan. Perusahaan juga menggunakan cara penyusutan garis lurus ( Straight line deprecetion) dalam penyusunan laporan keuangan tahunan untuk para pemegang saham.

Pihak –pihak yang membutuhkan laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan beberapa pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Berikut pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan :

1.      Pemilik

Pemilik adalah merupakan mereka yang memiliki usaha dan ini tercermin dari kepemilikan sahan  yang dimiliki, adapun kepentingan pemegang saham/pemilik terhadap laporan keuangan adalah

a.       Melihat kondisi dan posisis perusahaan saat ini.

b.      Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan yang dmilikinya.

c.       Menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan

2.      Manajemen

Pihak manajemen memiliki kepentingan akan kebutuhan dari laporan keuangan karena bagi pihak manajemen laporan keuangan merupakan cerminan kinerja dalam suatu priode tertentu, dan adapun arti penting dari laporan keuangan bagi pihak manajemen adalah sebagai berikut :

a.       Laporan keuangan merupakan cerminan dari nilai kinerja dalam suatu priode tertentu termasuk dalam pencapaian target dan tujuan yang telah dicapai.

b.      Manajemen dapat melihat kemampuan mengoptimalkan segala sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien.

c.       Dapat melihat kelemahan dan kekuatan dalam manajmen

d.      Untuk pengambilan keputusan keuangan kedepan.

3.      Kreditor

Kreditor merupakan penyandang dana bagi perusahaan atau pihak yang memberi dana seperti perbankan atau lembaga keuangan lainnya, bagi pihak kreditor laporan keuangan memiliki arti penting sebagai :

a.       Melihat ukuran kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman yang telah dilakukan kepada kreditor.

b.      Memantau kredit yang diberikan termasuk dalam kepatuhan perusahaan mengembalikan pinjaman yang dilakukan

4.      Pemerintah

Adapun arti penting dari laporan keuangan bagi pemerintah adalah sebagai berikut :

a.       Mengetahui kewajiban perusahaan terhadap pemerintah dari laporan keuangan yang dilaporkan.

b.      Melihat kejujuran dari perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan.

5.      Investor

Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana dalam perusahaan, jika suatu perusahaan membutuhkan dana untuk memperluas usahanya dapat mendapatkan dana melalui para investor.

Gambar 2.1 Pihak- Pihak yang memerlukan laporan keuangan

 


              

Penggunaan  internal
 

SEC (di Indonesi , Bappepam)
 

Ukuran Publik
 
 
 
 
 
 
     5.     Perhitungan rugi-laba dan            
              dikonsulidasi
 
 
7.        Laporan kelembaga       
keuangan (diAS  Laporan 10 k dan 8 k ditujukan kepada securities and exchangen commision, SEC            
 
 
 

6.        Laporan pajak
 
 
1.        Anggaran dan akuntansi biaya
2.        Usulan dan penilaian proyek
 
3.        Sumber dan penggunaan dana
 
4.        Pemeriksaan internal
 
Dewan Direksi
Komite pemeriksa
 
                

 

 

 

 

 

           Perusahaan : Manajemen keuangan

                                    (chief financial officer)

 

                     

 

 


Aparat perpajakan
1.        Pusat
2.        Daerah
3.        Penguasa Pajak
         internasional
 
                

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Point Pembelajaran Bab II

·         Laporan keuangan atau financial statement (biasanya dalam bentuk neraca (balance sheet) dan laporan rugi laba (income statement)) yang berisi informasi tentang prestasi atau kinerja keuangan perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan keputusan atau kebijakan dimasa yang akan datang.

·         Adapun karakteristik dari laporan keuangan adalah dapat dipahami, relevan, keandalan, dapat dibandingkan.

·         Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca,laporan rugi laba,Laporan perubahan posisi keuangan, Catatan dan laporan lain, Materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan

·         Pihak pihak yang membutuhkan laoran keuangan adalah  pemilik, manajemen, kreditor, dan pemerintah.

Latihan :

1.      Jelaskan :

a.              Laporan keuangan.

b.             Tujuan dari laporan keuangan.

c.              Sifat dari laporan keuangan

d.             Unsur dari laporan keuangan

2.      Menurut saudara apakah laporan keuangan merupakan hal penting dalam sebuah organisasi, Jelaskan !

3.      Carilah laporan keuangan dari beberapa perusahaan di Indonesia.

Referensi :

Amin Widjaja Tunggal, 2000, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

 

Brigham F. Eugene & Houston F. Joel,  2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi 11 Buku 1), Salemba Empat, Jakarta.

 

Dwi Prastowo & Rifka Juliaty, 2002, Analisis Laporan Keuangan ( Konsep dan Aplikasi),  Cetakan kedua (revisi), Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yokyakarta

 

Kasmir, 2015, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan ke delapan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

 

Mamduh & Abdul Halim, 2016, Analisis Laporan Keuangan,  Edisi Kelima Cetakan Pertama, UPP STIM YKPN Yokyakarta.

 

Martono, SU, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

 

Munawir, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi keempat cetakan keempatbelas, Liberty Yokyakarta.

 

Sartono Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori  Dan Aplikasi Edisi 4, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

 

Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi ke Enam). UPP STIM YKPN, Yokyakarta.

 

Van Horne C, James & Wachowics, Jr. M, John, 2014. Prinsip- prinsip Manajemen Keuangan

( Fundamental of Financial Management ). Salemba Empat, Jakarta.

 

Weston Fred & Copeland E. Thomas, 2000, Manajemen Keuangan, Erlangga anggota IKAPI  Jakarta.

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar